Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Nasehat Jawa Tentang Kehidupan yang Syarat Akan Makna

Yosefpedia - Berbicara mengenai kehidupan. Masyarakat suku Jawa dikenal sebagai masyarakat yang bisa hidup harmonis dan bisa menempatkan diri dimanapun mereka berada. Hal ini dikarenakan, mereka menjunjung tinggi prinsip-prinsip kehidupan yang bersifat universal dan didapatkan dari leluhur mereka secara turun menurun.

Nasehat Jawa Tentang Kehidupan

Melalui nasehat, pitutur luhur ataupun kata-kata bijak yang disampaikan baik secara lisan ataupun tertulis, mereka [ generasi pendahulu ] sering mengingatkan, khususnya generasi muda saat ini untuk tidak lupa akan jati diri mereka sebagai orang Jawa yang sangat menjunjung nilai-nilai moral, nilai budi pekerti serta falsafah hidup bermasyarakat.

Kita generasi muda, patut berbangga diri, karena kita mempunyai adat istiadat, budaya dan nilai-nilai luhur kehidupan yang membentuk kita menjadi manusia seutuhnya. Manusia yang memiliki cipta, rasa dan karsa. Manusia yang mempunyai karakter dan jati diri, yang membedakan  kita dengan bangsa lainnya.


Baca juga : 30 Pitutur Jawa Tentang Kesabaran, Penuh Makna dan Mendalam


Berikut ini merupakan kumpulan nasehat, kata-kata bijak, pitutur luhur, quote Bahasa Jawa yang syarat akan makna disertai dengan terjemahannya dalam bahasa Indonesia :


Kumpulan Nasehat Jawa Tentang Kehidupan 

Ojo nyawang sugeh dadi kamulyan. Ojo nyawang mlarat dadi ukuran hina. Mulya ono becike laku lan ati seg cedak marang Gusti. Bondo donyo kuwi titipan. Kabeh bakal bali neng Gusti pangeran. Senajan mlarat boten nate tau sambat penting kedat le mu dongo.

Terjemahan : Jangan menganggap kekayaan akan bisa menjamin kemuliaan. Jangan melihat kemiskinan menjadi kehinaan. Kemuliaan sebenarnya berada di tingkah laku dan hati yang berserah kepada Tuhan. Kekayaan di dunia ini hanyalah titipan. Semua akan kembali kepada Tuhan. Meskipun miskin tetapi sebaiknya kita tidak pernah mengeluh selalu tetap berdoa.


Sak ampuh-ampuhe menungso. Durung mesti bisa nglawan pikiran nan nafsune dewe.

Terjemahan : Sekuat-kuatnya manusia, belum pasti bisa mengalahkan pikiran dan nafsunya masing-masing.

Nasehat Jawa ini mengingatkan kita bahwa, kita sebaiknya tidak berlagak sombong dan mawas diri, karena meskipun kita kuat, kita memiliki kepandaian, namun seringkali kita tidak bisa mengalahkan nafsu yang muncul dari dalam diri kita.


Bondo donyo ora jaminan urip tenterem

Terjemahan : Kekayaan di dunia ini tidak bisa menjadi jaminan hidup tenteram. 

Pernah mendengar kata-kata bijak Jawa diatas? Kata-kata tersebut seakan menjadi sebuah sindiran bagi mereka yang hidupnya berorientasi pada kekayaan samata namun hidupnya masih jauh dari kata tenteram. Karena sejatinya hidup tenteram itu bermula dari hati kita, bukan dari seberapa banyak harta yang kita miliki. 


Urip iku ono lakune. Ojo mung urip uripan

Terjemahan : Hidup itu orang hidup nyata, jangan cuma jadi orang hidup

Hidup itu hanya sekali, maka selagi kita masih diberi kesempatan untuk hidup. Maka pergunakanlah kesempatan ini untuk melakukan hal-hal yang baik, guna mempersiapkan bekal kita nanti menghadap sang khaliq. 



Rejeki sing di wei Gusti Allah, kui genah cukup kanggo urip. Nanging ora cukup kanggo nuruti gayane urip.

Terjemahan : Rejeki yang diberikan Tuhan, pasti cukup untuk mencukupi kehidupan kita. Tetapi tidak untuk menuruti gaya hidup kita.

Kata-kata nasehat Bahasa Jawa diatas mengingatkan kita untuk tidak terjebak dalam gaya hidup konsumerisme. Kita tetap diingatkan untuk hidup sederhana sesuai dengan kemampuan diri kita. Pastilah rejeki yang kita peroleh cukup untuk kebutuhan kita, bukan untuk memuaskan nafsu kita.

  

Ayem tentrem dununge ono neng ati 1.Ojo dueni roso iri 2.Ojo dueni roso panas 3.Duenono roso bersyukur 4. Duenono roso sabar. Insya Allah urip bisa ayem tentrem.

Terjemahan : Hidup tenteram bermula dari hati. 1. Jangan memiliki perasaan iri hati 2. Jangan mudah terbawa emosi 3. Milikilah rasa bersyukur 4. Milikilah kesabaran. Insyaallah hidup bisa tenteram.

Inti dari hidup tenteram adalah pasrah terhadap sang pencipta. Sering-seringlah beribadah dan melakukan olah rasa agar kita selalu ingat terhadap Tuhan. Karena dengan begitu hati kita akan semakin terasah mendengarkan suara hati, yang sejatinya adalah suara Tuhan dalam diri kita masing-masing.


Sugih tanpo bondo. Sakti tanpa aji. Meneng tanpa swara. Bertindak tanpo rupo.

Terjemahan : Kaya tanpa harta. Sakti tanpa kekuatan. Diam tanpa suara. Bertindak tanpa harus terlihat. 
 
Sugih tanpo bondo
Dilihat secara fisik materi orang ini hidup biasa saja...yang di maksud sugih bukan sugih dari harta tapi kaya hati...(suka menolong orang yang memerlukan,suka bersedekah )

Sakti tanpo aji
Orang ini tidak memiliki kesaktian semacam ilmu kebal atau ilmu bisa terbang atau bisa berjalan seperti ilmu saipi angin...Tapi orang ini yakin berbuat baik dengan siapapun...menghormati orang tua,menyanyangi yang lebih muda...menjaga setiap ucapan agar tidak menyinggung siapa pun...Sehingga dengan kebaikan nya orang2 jahatpun segan karna kebaikan nya. Berandal preman pun segan gak mau mencelakai atau mengusiknya...Karna orang baik dengan siapapun tanpa pandang bulu....Mau penjahat pun dia baik dalam tingkah laku dan ucapan sehingga dia bisa di bilang sakti tanpo aji....

Meneng tanpo suoro
Apapun yang di lakukan tidak perlu di umbar atau di omongkan...misal habis sedekah,habis solat,habis membantu dia tidak pernah membicarakan kebaikan nya...Tapi orang-orang lainlah yang berbicara tentang kebaikan nya...

Bertindak tanpo rupo
Apapun yang di berikan atau bantuan dia tidak ingin di ketahui orang lain...Berdo'a di setiap malam do'a keselamatan dunia akhirat...kebagiaan dunia akhirat. Ini tindakan tanpo rupo......karna orang-orang sedang tertidur nyenyak tapi beliau sibuk dengan zikir nya setiap malam.....



Tresno amargo rupo lan bondo dunyo iku semu. Katresnan soko ati iku sing bakal langgeng nyawiji

Terjemahan : Cinta karena rupa dan kekayaan dunia itu adalah jal yang semu. Cinta dari hati akan abadi selamanya.

Cinta sejati bukan berdasarkan seberapa banyak harta yang kamu miliki. Seberapa tinggi jabatanmu saat ini, namun cinta sejati adalah cinta yang tulus dan terlahir dari hati sanubari. Cinta sejati juga tidak selalu memandang rupa, namun bisa menerima kekurangan dan saling melengkapi satu dengan yang lainnya.



Eling marang asale. Ugi eling mring baline. Menungso neng alam ndonyo. Namong dados pewayang sakeng Gusti

Terjemahan : Selalu ingat asalnya darimana. Juga ingat kita akan kembali kemana. Manusia di dunia diperumpamakan pertunjukan wayang, dimana Tuhanlah yang menjadi dalangnya.

Jika kita renungkan, kita hidup di dunia ini seperti halnya bermain peran. Dimana semua skenarionya dituliskan oleh Tuhan dan kitalah yang memainkan perannya. Dalam kita menjalani kehidupan ini, kita harus selalu ingat, bahwa hidup ini sementara. Oleh karenanya, pergunakanlah waktu yang sementara ini untuk melakukan hal-hal yang baik yang bisa menjadi bekal kita nanti, apabila sewaktu-waktu kita harus kembali pulang kepada Sang Pencipta.


Ayu mergo banyu wudhu luwih syahdu, ketimbang ayu mergo gincu

Terjemahannya : Cantik karena air wudhu, lebih menawan daripada sekedar menggunakan [ lipstik ] make up. 

Pitutur Jawa di atas memberikan pesan kepada kita, bahwa kecantikan sesungguhnya dari seorang wanita itu muncul dari sikap, perilaku, perbuatan serta akal budinya. Mungkin saja kecantikan sejati tidak bisa secara langsung kita lihat. Namun akan muncul ketika kita sudah mengenal dan mengerti dalam jangka waktu tertentu.

 

Dadio apik tanpo duduhke apikmu

Terjemahannya : Jadilah orang baik tanpa harus menunjukkan kebaikanmu

Seseorang bisa dikenal sebagai orang baik, tanpa harus menunjukkan perilaku / kebaikannya kepada orang lain. Jika seseorang dengan sengaja menunjukkan kebaikannya, maka orang tersebut memiliki pamrih tertentu. Biarlah orang lain yang menilai kebaikan kita. 






Urip iku urup

Terjemahan : Hidup itu menghidupi

Artinya ketika kamu masih hidup belajarlah untuk hidup agar hidupmu bisa berguna tidak hanya untuk diri sendiri saja melainkan juga untuk orang lain. Jangan sampai kita tidak memperpedulikan / mengindahkan nilai-nilai kemanusiaan. 


Luwih apik opo wae disyukuri tinimbang opo wae disambati. Yen apik pikire mesti bakal resik atine lan alus tindak tanduke.

Terjemahan : Lebih baik semuanya itu disyukuri, bukan untuk dikeluhkan. Jika pikiran kita baik maka hati kita juga akan terbawa baik serta tercermin dalam tingkah laku kita.

Hidup yang dijalani dengan penuh syukur akan membawa dampak yang cukup besar dalam hidup kita. Pikiran dan hati kita kita semakin lebih tenang, karena kita sudah berpasrah diri kepada Tuhan. Serta kita lebih semakin mawas diri baik itu dalam perkataan dan tingkah laku kita setiap hari. 



Wong urip iku, sing teteg atine. Sing kuat imane. Sing apik tindak tanduke. Sing ikhlas atine. Kabeh mau nek mbok lakoni kanthi ikhlas sumeleh. Kamulyanmu bakal ketemu dalane. 

Terjemahan : Orang hidup itu haruslah kuat hati dan imannya. Baik tingkah lakunya, ikhlas hatinya. Apabila semua itu sudah kami lakukan, niscaya kamu akan menemukan kemuliaanmu.  

Kemuliaan tidak selalu dicapai hanya dengan kerja keras saja, sikap dan cara hidup kita juga mempengaruhinya. Oleh karena itu kita dituntut harus bisa mengolah batin, dengan begitu maka akan membentuk sikap dan karakter diri, hingga tercermin dalam sikap dan perbuatan kita.



Urip iku mung eling lan tekun, tansah manembah marang Gusti kang peparing Dateng pundi parannipun Tan wurung ngadep neng ngarsane Gusti Keng murbeng dumadi

Terjemahan : Dalam menjalani hidup, kita harus tekun dan selalu ingat kepada Tuhan. Dimanapun kita berada.

Petuah bijak diatas mengingatkan kita agar dalam menjalani hidup kita harus bersungguh-sungguh terhadap usaha yang kita jalani. Usaha yang didasari dengan ketekunan dan kehati-hatian bisa memperoleh hasil yang maksimal. Tentu saja hal itu juga disertai dengan doa dan sikap pasrah diri terhadap Tuhan.



Urip rasah kakean sambat mergo wong sing kakeen sambat niku sajatine wong sing kurang mensyukuri nikmat

Terjemahan : Hidup tak perlu banyak mengeluh karena orang yang banyak mengeluh sebenarnya adalah orang yang tidak bersyukur. 

Hidup akan terasa indah apabila kita selalu bersyukur. Pulang ke rumah mendapati rumah yang berantakan, kita masih bisa bersyukur kita masih punya rumah. Pekerjaan yang menumpuk dan harus segera diselesaikan, kita masih bisa bersykur, kita memiliki pekerjaan sebagai sumber penghasilan kita. Selalu ada alasan bagi kita untuk bisa mensyukuri hidup ini. 



Bagus kalian Ayu niku mboten saking rupo. Mergo rupo enom maleh tuo. Sugeh biso dadi kurang. Ananging bagus kalawan ayu niku saget dipun tingali saking tindak tanduk lan subosito

Terjemahan : Tampan dan cantik itu tidak selamanya diihat dari paras. Karena paras bisa saja menua. Kaya bisa saja menjadi miskin. Tetapi baik buruknya seseorang bisa dilihat dari tingkah lakunya.


Percayalah bahwa kecantikan yang muncul dari hati yang tercermin dari tingkah laku itu tidak akan hilang termakan waktu. Dia tidak mudah nampak dan perlu waktu lama untuk bisa melihatnya, namun dia juga tidak akan mudah hilang karena sudah melekat dalam pribadi seseorang.




Dadiya lancip tanpa natoni, dadiya landep tanpa nglarani, dadiya obor tanpo mblerengi, dadiya duwur tanpa nganciki, dadiya bener tanpa keminter, dadiya unggul tanpa njegal, dadiya mulya tanpa ngina, dadiya cahya sinebar datan nyulapi, dadiya aguna mring sasama, welas asih lan tepa selira mring sapada-pada.

Terjemahan : Jadilah runcing dan tajam tanpa harus melukai, jadilah cahaya tanpa harus membuat silau. Jadilah tinggi tanpa harus menginjak yang bawah. Jadilah pintar tanpa harus menunjukkan kepandaianmu. Jadilah unggul dengan cara yang benar. Jadilah mulia tanpa harus merendahkan orang lain. Jadilah cahaya yang berkilau, jadilah orang yang berguna bagi sesama. Jadilah orang yang penuh kasih dan bertenggang rasa terhadap sesama. 

Dalam hidup ini, orang hendaknya selalu rendah hati, sepintar-pintarnya kamu, sehebat-hebatnya kamu, seberapa tinggi derajadmu. Jadilah pribadi yang penuh kasih yang berguna bagi sesama.   




Wenehana dalan marang wong kang kesasar, wenehana pepadhang marang wong kang kegubel pepeteng, wenehana pangapura marang wong kang agawe cilaka, wenehana prasangka becik marang sapa wae.

Terjemahan : Berilah jalan bagi orang yang tersesat, berilah cahaya kepada orang yang dilanda kegelapan. Berilah pengampunan kepada orang yang bersalah kepada kita. Berprasangka baiklah kepada siapa saja. 

Pada dasarnya orang akan mendapat hal serupa seperti hal yang telah dia perbuat kepada orang lain. Jika dalam hidupnya, dia selalu membantu orang yang sedang kesusahan, maka hidupnya akan dimudahkan. Begitu pula sebaliknya, jika dalam hidupnya, dia sering mempersulit orang lain, maka hidupnya pun akan dipersulit pula. 

 



Kata-Kata / Nasehat Jawa Kuno
  • Yatna yuwana, lena kena : Siapa yang waspada dan berhati-hati akan selamat, sedangkan yang lengah / lali akan mendapatkan celaka atau penderitaan.
  • Yuwana mati lena : Orang yang baik namun mendapat kesusahan karena kurang berhati-hati.
  • Wedi rai wani silit : Takut di muka, berani di dapur. Jika berhadapan langsung dengan orangnya dia takut. Tetapi setelah pergi, dia baru berani.
  • Weruh gecos walang tatune : Suara senjata yang mengenai sasaran. Orang yang mengetahui sendiri perkelahian yang menyebabkan pelaku terluka.
  • Wong busuk ketekuk : Orang bodoh yang terkilir. Orang yang bodoh dan berlagak pandai, yang pada akhirnya mendapatkan kesulitan / kesusahan atas perilakunya sendiri.
  • Untal-untalan lemah : Untuk membuktikan seseorang tidak bersalah maka harus berani bersumpah untuk menelan tanah.
  • Ulat madhep ati manteb : Orang yang mencita-citakan sesuatu, bersikap penuh rasa percaya diri dan akan berhasil.
  • Utange turut usuk : Hutangnya banyak sekali
  • Tanpa tedheng aling-aling : Tanpa menggunakan bidai atau sekat pelindung. Orang yang menjelaskan suatu perkara dengan terus terang tanpa ada sedikitpun yang disembunyikan atau dirahasiakan. Orang yang menjelaskan sesuatu tanpa mempertimbangkPelannyaan atau tanpa takut akibat yang akan ditimbulkannya.
  • Tengu ngadu gajah : Rakyat kecil yang mengadu domba para pemimpin.
  • Theruk-theruk keklumpuk : Orang yang pekerjaan di rumah saja, namun bisa menghasilkan uang 
  • Tuna satak bathi sanak : Rugi 100 uang, untung saudara : Biarlah rugi sedikit, namun beruntung karena mendapatkan saudara.
  • Sumur lumaku tinimba : Sumur berjalan ditimba airnya : Orang yang menawarkan kepandaiannya untuk dijadikan guru / penasehat.
  • Suwe mijet wohing ranti : Lebih lama memencet buah ranti : Melakukan pekerjaan yang sangat mudah
  • Sluman-slumun-slamet : Berjalan keluar masuk, namun selalu selamat. Orang yang melewati daerah yang berbahaya tanpa gangguan sedikitpun. Meskipun kurang ajar dan tidak tau sopan santun, tetapi nyatanya tetap selamat.
  • Sone belang, mati rebutan mangsa : Anjing berbulu belang, mati karena berebut mangsa. Dua orang berkelahi hingga mati karena berebut sesuatu / barang.  
  • Rindik asu digitik : Pelannya anak anjing yang dicambuk. Langsung mengerjakan sesuai dengan perintah, karena pada dasarnya sangat diinginkan.
  • Renteng-renteng reruntungan : Rangkaian yang selalu bersama-sama. Orang yang hidupnya rukun sekali, sehingga kemana-mana bersama-sama.
  • Pupur sakdurunge benjut : Mengenakan bedak sebelum lebam. Berhati-hati sebelum terjadi.
  • Peteg ulate : Gelap roman mukanya. Orang yang sedang menahan marah atau kecewa
  • Pecruk tunggu bara : Burung pemakan ikan, menunggu alat menangkap ikan. Orang yang diserahi tanggung jawab yang menjadi kegemarannya.
  • Ora thotok ura jawil : Tidak mengethok, tidak mencolek. Orang yang mengadakan hajatan tetapi tidak memberi kabar
  • Orong-orong njunjung genthong : Orong-orong mengangkat tempayan. Orang yang mencitakan sesuatu tetapi mustahil terjadi.
  • Nyuwuk kempul : Menghentikan dengan membunyikan kempul. Menyela pembicaraan orang lain.
  • Nyilih mata : Meminjam mata. Tidak menyaksikan sendiri.
  • Nyathak njalu watu : Menghadap pembesar tanpa perantara dan tanpa diundang sehingga dianggap kurang ajar.
  • Mutah jamune pepe : Karena jamunya muntah sehingga tidak mempunyai kekuatan lagi. Lelaki yang sudah tidak mempunyai kekuatan se#sual lagi sehingga tidak mampu mengendalikan perilaku istrinya.
  • Mutung ing pasangan : Mematahkan di pasangan. Mengerjakan sesuatu namun belum selesai lalu ditinggalkan.
  • Lempoh ngideri jagad : Orang yang lumpuh keliling dunia. Orang yang kcil, bercita-cita tinggi.
  • Luhur ngungkuli langit : Tinggi melampaui langit. Orang yang sangat mulia kedudukannya.
  • Kuthuk nggendong kemiri : Ikan gabus menggendong kemiri. Orang yang bepergian sendirian menggunakan perhiasan berlebihan, melewati jalan yang berbahaya.
  • Kurang ulate : Kurang gelagat wajah. Orang yang melakukan pekerjaan yang berbahaya, karena kurangnya berhati-hati maka menimbulkan bencana.
  • Jiniwit katut : Dicubit lalu ikut terbawa. Jika sanak saudara kita digunjing, kita akan ikut sakit hati [ tersinggung ]. Jika sanak saudara kita menderita, kita juga akan ikut terbawa sedih.
  • Jalak ampir. Burung jalak singgah.  Orang yang berpergian tidak langsung ke tempat tujuannya.
  • Ilu-ilu kapiluyu : Hanya ikut-ikutan karena terpesona. Seseorang yang hanya mengikuti  sesuatu kegiatan orang lain, karena tertarik oleh beritanya saja.
  • Iwak klebu ing wuwu : Ikan terperangkap ke dalam wadah. Orang yang dengan mudah terperangkap oleh tipu musuh.
  • Gumuk diumpuk-umpuk : Gundukan tanah yang semakin tinggi karena terus ditimbuni tanah. Orang yang semakin kaya akibat terus menerus mendapatkan rejeki.
  • Gusti ora sare. Tuhan tidak tidur. Siapa yang berbuat salah, serapat rapatnya merahasiakan, pada akhirnya akan ketauan juga.
  • Endhas gundul dikepeti : Sudah kepalanya gundul, dikipasi lagi. Keadaan seseorang yang sedang dalam keberuntungan. Sudah senang hidupnya ditambah mendapat kebahagiaan lagi.
  • Entek ngamek kurang golek. Dari mengambil sudah habis, dari mencari sudah berkurang. Betul-betul sudah kehabisan, sehingga sudah tidak ada yang bisa digunakan lagi.
  • Durung candhuk lawung : Belum berjumpa dengan tombak. Belum pernah berjumpa dan belum kenal sama sekali.
  • Durung ilang pupuk lempunyange :  Belum hilang param lempuyangnya. Masih terlalu muda, belum banyak pengetahuan dan pengalamannya.
  • Cobolo mangan teki : Orang bodoh makan rumput teki. Begitu bodohnya sampai malas makan nasi.
  • Curan-curan banyu kendi : Seperti air yang memancar dari kendhi. Orang yang berani bersumpah membuktikan kejujurannya.
  • Cinancang ing jantung : Ditambatkan di jantung. Orang yang sangat dicintai, sehingga tidak bisa melupakan wajahnya sekejap saja.
  • Bocah wingi sore : Seperti anak kemarin petang. Seperti orang bodoh yang tidak berpendidikan dan berpengalaman.
  • Bolu rambatan lemah : Tanaman bolu yang merambat di permukaan tanah. Suatu perkara yang saling kait mengait rumit sekali sehingga sulit diselesaikan.
  • Apapikat gantung : Memikat burung dengan sangkar yang digantung. Hakim yang menghasut orang yang berselisih, agar berperkara di pengadilan.
  • Ana dina ana sega. Sebaiknya tidak perlu mengkhawatirkan kebutuhan hidup. Asal kita bekerja pasti mendapatkan penghasilan.



Demikian kata-kata nasehat Jawa, quotes, kata-kata bijak dan mutiara tentang kehidupan. Semoga bermanfaat bagi anda. Mari kita lestarikan budaya ini sebagai kekayaan dan jati diri bangsa Indonesia.              

Posting Komentar untuk "Nasehat Jawa Tentang Kehidupan yang Syarat Akan Makna"