Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

32 Puisi Pendek Tentang Alam Pedesaan Yang Indah Singkat dan Bermakna

Puisi tentang alam - Kawasan pedesaan dengan panorama pegunungan dengan kehidupan masyarakat di sekitarnya memang layak untuk kita ulik. Kehidupan yang jauh dari hingar bingar kesibukan kota dengan pemandangan pohon-pohon yang tinggi menjulang disertai hamparan sawah yang hijau. Tidak hanya itu saja, alam Indonesia juga masih menyimpan padang rumput yang luas, hutan yang masih lestari serta panta-pantai yang indah. Keindahan ini layaknya sebuah zamrud di Khatulistiwa.

Puisi Tentang Alam Pedesaan Yang

Baca juga : 35 Puisi Pendek Tentang Ibu Tercinta

Keindahan alam Indonesia melatarbelakangi terciptanya puisi-puisi pendek tentang alam. Ada puisi tentang desaku, puisi pendek tentang alam 4 bait yang singkat serta beberapa puisi alam semesta baik dalam Bahasa Indonesia ataupun Bahasa Jawa. Ada pula yang berisikan sindiran terutama karena kerusakan alam itu sendiri akibat dari ulah manusia yang seringkali merusak alam sekitarnya. Adapun beberapa puisi pendek tentang alam diantaranya : 


Puisi Alam Desaku

Desaku Nan Asri

Pandang mata terlihat pesona nan jelita alam menakjubkan
Pepohonan saling bersahutan seakan bercengkrama dengan suasana
Panorama sejuk dan segar terbalut kenyamanan di taman
Sinar mentari itu menembus bilik rumah kecil hingga tersenyum
Terhirup udara yang sangat luas tak terbelanga
Pemandangan hijau cerah pelengkap cakupan indra
Laksana dewa terpaut dengan putri raja di istana
Menyatu dalam dekapan rasa syukur oleh-Nya

Desaku...
Indah sekali nampak wujudmu itu
Bersihmu menghanyutkan jiwa dan raga manusia
Ketika ia sedang diam terpaku untuk menunggu
Cantikmu seakan enggan mata ini berkedip sekalipun
Teduh dan nyaman berada disekitarmu

Ohh Desaku...
Pepohonan rindang aku pandangi dari desa itu
Pernak-pernik tanaman bungamereka sangat menyatu
Tanah yang subur siap ditanami dan disirami
Seakan siaga dalam memberi untuk bekal diri para insani


Tanahku

Kucintai
Ku ketuk pintu gapuramu
dengan sajak-sajakku.
Aku jadi debu
melihat persadamu
terlihat wajah batu
tak pernah tersapuh.
Tanahku yang resah

Di karangmu
tertandas sejuta ide birokrasi
sementara putera desa
menjamah tanah telanjang
berwarna kehidupan
Tanah-tanah telanjang 
yang telah membakar mereka
yang telah bersina dengan kemelarata.
Tanahku yang sepi
kau bagai pemuda tangguh yang beringas hatinya ke sana
seribu jantan tersesat.

Tanahku yang kecewa
di hari usiamu kian rentah
masa bayim sudah punah
Kau bagai perempuan hamil tua yang luluh hatinya ke sana
seribu jantan tersesat.
Tanahku yang kucintai
kubayar tunai
sejuta kemelaratanmu
dengan sajak-sajakku. 


    Secuil Kenang

Hutang cemara ujung desa
Tempat dimana dulu wanitaku biasa kumanja
Kini musnah tanpa sisa
Dimangsa serakahnya kota
Kolam wa haji pun tiada

Tempat dulu aku berenang ngambil ikan tanpa bilang
Kini jadi perumahan real estate orang orang kelas kakap
Yang gerbangnya dijaga satpam berwajah sangar
Wanitaku juga sekarang entah dimana
Aku lupa saat meninggalkannya
Yang ku dengar dari kerabatnya

Dia pergi ke negeri orang untuk bekerja
Desaku tinggal secuil kenangan dibenak
Luluh lantak digilas kendaran jaman
Matikan cinta sanak family dan teman
Hilan menguap entah dimana tanpa kabar berita

     Hidup di Desa

Awal hidup dari desa
Di desa terlahirkan
Indah tanpa rasa bosan
Damai banyak teman
Sejuk udara nyaman
Hidup di desa senang
Semua jadi harapan
Kita syukuri desa ada
Sebab semua tersedia
Tangan jahil kadang ada
Sadarlah semuanya 
Desa milik bersama
Tak segelintir orang saja 
Semoga desa berguna 
Bagi siapa saja 
Kapan saja


DAM Desa

Bendungan yang ada didesa
Yang mengalir air be gitu derasnya
Tempat penjajahan dahulu kala
Bukti peninggalan zaman belanda
Oh DAM Desa.

DAM Desa
Dulunya yang kumuh
Sekarang menjadi bersih
Pepohonan yang rindang
Semilir angin yang membuat hati senang
Aku ingin pergi kesana
Melihat pemandanganmu yang berwarna
Yang kini menjadi berguna

Banyak orang yang mengunjunginya
Sekarang kau elok dipandang mata
Membuat takjub orang yang melihatnya
Kini kau sangat terjaga
Dan menjadi tempat wisata

Tempatku Dilahirkan

Desaku...
Disinilah aku dilahirkan
Disinilah aku dibesarkan
Dan disinipulalah aku akan dimakamkan
Desaku yang sejuk dan nyaman
Desaku jauh dari keramaian
Karena desaku ada di lereng gunung lawu

Kampung Halaman

[ Muhammad Khalif ]

Kampung halaman
Dimana rindu tersulam penuh harapan
Pada tanah aku dilahirkan
Pada tanah dimana awal kakiku berjalan

Kampung halaman
Bak album yang menyimpan kenangan
Akan tawa dalam kepolosan
Atau kenakalan kecilku dalam keluguan
Bayangan suasana menyita rindu didada
Imajiku melayang melukiskan hijaunya sawah
Bayangan orang tua tiada pernah sirna
Yang menantikanku pulang dipangkuannya

Kami anak perantauan
Meninggalkan halaman demi kehidupan
Hariku dibelenggu kerinduan
Akan damainya kampung halaman
Kami seberangi gemuruh gelombang
Demi cita yang terbayang
Esok kami akan pulang

Kembali pada kampungku tersayang
Dalam lembaran rindu syair ku tuliskan
Dalam noda tinta harapanku tertorehkan
Padamu tanah kelahiran
Tempatmu tiada pernah tergantikan

Puisi Tentang Alam Singkat

Kabut Pagi

Ada rasa malas menyusup diantara bantal dan selimut
Menafsir mimpi-mimpi sisa malam tadi
Tercim aroma pagi berbalut kabut
Reramu dalam ujung genggamaniu
Naci berdetak kencang
Napas memburn menindih lekuk-lekuk tulangku
Tiada terhenyak meski sudah terkoyak-koyak
Asyik berpeluk mesra di bawah ketiak kgout :
Kabut pagi menghembus daun telinga
Terasa cepat waktu membuka falta
Mana yang lebih bijaksana
Memuai karya merebut dunia

Bungaku

Setiap hari aku siram
Bunganya berwarna-warni
Daunnya hijau
Mekar kelopaknya
Aku taruh di bawah sinar matahari
Aku sangat suka bunga

Awan

Apakah kau bergerak?
Atau pikiranku yang bergerak
Ketika warna abu-abu mengeluarkan airmu
Yang sangat berguna untuk makluk hidup
Tapi ketika warnamu berubah menjadi putih
Sepertinya kau empuk
Andai aku bisa terbang dan menggapaimu

Kala Senja Terbenam

Matahari mulai meredup
Menyisakan warna keemasan
Dari jauh kulihat
Burung-burung pulang memanggil
Mengucapkan selamat tinggal
Esok akan datang lagi
Sampai jumpa senja
Esok kita jumpa lagi

Semilir

Semilir
Pada daun beruban
Melambai masa yang lesat
Disangkut debu berhambur
Rangkai cerita dari rapuh ranting
Semilir..
Darimu angin mengabdi
Sebar kedamaian
Pada gerah gusar

Semilir...
Kau ruang dan waktu
Pada jiwa-jiwa damai
Pada semburat cahaya..
Pada penjuru mata angin
Dan pada hakikat semesta


Puisi Alam Indonesia

Seberkas Cahaya Pagi

Sejuk udara di pagi hari
Menembus hijau nya pepohonan
Damai suasana di hati
Bersama dengan hening nya siembun pagi... 
Seberkas cahaya pagi
Berbagi kehangatan ..
Yang menyinari alam sekitarnya
Begitu juga dengan hatiku... 
Kau ada di ufuk timur
Memandang dengan tatapan nan syahdu
Menahan gejolak rasa yang ada
Tanpa mampu berbuat apa... 
Pesona alam kehijauan
Sangat memikat nan rupawan
Membawa rasa damai yang ada
Dan mengobati kerinduan yang nyata..

Selamat Pagi Bumi

Kala kubuka mata
Cahaya pagi menembus celah-celah jendela
Semerbak wangi melati suci menghampirn
Kala ku buka jendela tanpa jeruji
Senyumku mengembang menyapa pagi
Kabut tebal mash menyelinutt buni
Setetes embun membasahi daun
Kicanan merdu terdengar syabdu

Angin nenembus halus kulit perawan
Ku lhhat awan seputih melati
Dan langit sebiru lautan samudra
Kini ku siap menghadapi hari yang baru
Kan ku ujudkan asaku ku songsong masa depanku

Pegunungan Indonesia

Mentari masih menyepı
Dibalik bukit yang tinggi
Pepohonan nan hijau
PEGUNUNGAN
Tiupan angin yang salmg bersahutan
Hamparan sawah luas membentang disana
Seakan menambah pesona alamku
Hawa sejuk yang kau sajikan
Membuat hati ini menjadi tentram
Liku-liu jalanmu
Semakinm menambah indah pandangnu
Juga warna-warni bungamu
Disepanjang perjalanan
Oh..pegunungan
Engkau sungguh pantas dirindukan
Drindukkan semua orang
Tiada mudah dilupakan


Merah Putih

Awan berarak memeluk gunung-gunung
meneteskan embun di daun-daun
Doa-doa dilafalkan dari bibir para ksatria
Bara api menjadi lautan suci

Semerbak harum bunga-bunga nusantara
Sang pujangga memantra benang sutra khatulistiwa
Dari ujung mata, negeriku bagai surga kecil di ujung benua
Menjadi legenda pemberani sepanjang masa
Negeri ini di baptis oleh darah dan air mata

Wahai rajawali pembawa lentera
bentangkan sayapmu,cengkram benderaku
kibaskan sayapmu kibarkan benderaku
Sampai ujung cakrawala membelah angkasa
Padamu merah putih sumpah harus dibawa mati

Hilangnya Kesucian Alamku 

Biar alam yang menjelaskan
Kejamnya pembangunan
Biar bumi bersuara dalam gempa
Kejamnya ulah manusia

Gunung ber-emas diratakan
Laut ber-minyak jadi incaran
Rakusnya elit manusia
Membuat bumi menderita
Kita teringat gunung emas papua
Kita teringat sumur minyak timor

Gunung dikeruk layaknya pusara
Karang dirusak demi pamor
Orangutan hanya berteriak
Melihat hutan dimiliki pengusaha
Komodo tak mampu beranjak
Saat uang memikat penguasa




Puisi Tentang Alam yang Indah


Rona Alam

[ Ahmad Heru Cokro ]

Sore itu, kudekap langit asmara
merona membelalak senja
nyata ia menggoda mata
keluasan serta ketakjubannya
semakin senja ia terlihat lemah
bersama cahaya murung meredup indah

ketika kusanjung dia mendesah
menampakkan rona-rona di wajah
Alam raya yang luas terbentang 
Kuat menopang reruntuhan gersang
Hingga iganya tampak melekang

Dia tetap tangguh hingga padang ilalang
Tiada mengeluh
Hanya mungkin tersisa tangisan-tangisan alam
Tanda kesedihannya telah usang



    Indah Alamku

       [ Amalia Susanti ]

Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku.

Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk, tenang, senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan

Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam

Desiran angin yang berirama di pegunungan 
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga

Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya

Agar keindahannya takkan pernah sirna 
Wujud rasa syukur kita kepadaNya
Mari kita memanfaatkan secukupnya
Jangan lupa kita jaga dan lestarikan

Alam Indonesia

[ MU Aziz ]

Indonesia adalah negaraku
Negara yang penuh
Dengan cinta rasa
Yang banyak mamiliki
Kekayaan alam yang melimpah,
Dan kelestarian alam
Yang bagitu indah.

Indonesia......
Negara yang mamiliki keindahan ragam
Bydaya, Alam, pulau-pulau, 
Dan hewan disartai tumbu-tumbuan
Yang langka.
Sejak sekarang ini masih di miliki.
Dari semboyang leluhur
Sampai dijaman ini
Kelestarian alam selalu di jaga.

Indonesia.....
Dengan keindahan ragam yang dimiliki
Sehinga banyak Negara-Negara luar
Yang jauh disana
Datang hanya ingin
melihat keindahan alam mu.
INDONESIA...
Aku banga
menjadi anak bangsamu.

Indahnya Pelangi
Aora yang berwarna warni
Perbedaan ada secara alami
Bianglala muncul di sore hari
Sembunyi di balik petir menggelegar. 

Denting warna bunyi
Suara dasar anak tangga nada
Gerak gelombang yang menggema 
Gema bergaung di dalam relung jiwa. 
Mendengar suara indah

Horizon membentang luas
Bianglala menghias cakrawala
Kalbu menangkap pesan pencerahan. 
Menatap langit cerah


Kejernihan hati mengalir ceria
Mendengar suara alam semesta
Tiada lain kecuali manifetasi Dia semata.


Keindahan Alam Indonesia

Pancaran kemilau air danau yang membiru
Menghiasi cahaya awan indah dari langit biru
Mekaran bunga yang selalu bergelora
Menyambut pesona dengan amat kegirangan

Gunung dan bukit yang amat disanjungkan
Seakan melompat menyambut karya dari sang baka...
Terbangan burung elang dan burung gagak
Bersukaria dengan bincangan canda dan tawa...

Pandangan alam yang begitu indah
Membuat hati ini berbunga-bunga...
Pesona air danau yang berbunga-bunga
Mencerminkan indahannya kehidupan

Indahnya pemandangan
Semuanya bersukacita
Kurasa hawa sukaria
Membawa kesejukan dalam lahir dan batin

Puisi Tentang Alam Semesta

Mentari Pagi

Mentari pagi bersinar terang
Membelah hawa dingin yang menyerang
Burung-burung bersahutan riang
Membangunkan seluruh alam

Daun-daun berselimutkan embun
Ingin disapa sang mentari yang muncul
Mentari datang memberikan pertanda baru
Bergantinya hari yang dinantikan selalu

Hari yang diharapkan akan penuh berkah
Akan setiap langkah
Langkah manusia yang menyembah
Menyembah Tuhan yang memberikan hidayah  

Pantai

Derai ombak bergulung perlahan, 
Udara sejuk bertiup angin sepoi, 
Awan putih bertebaran di angkasa, 
Lambaian dedaunan menari lembut, 
Air laut membiru nan indah, 

Pantai menanti pengunjung kan datang, 
Alangkah elok alam semesta ini, 
Nian berseri hiasan dan nyanyian alam, 
O...sungguh nyaman di raga pun di jiwa, 
Tempat menghilangkan rasa jenuh, 
Kesegaran nan berlimpah, 

Butir -butir pasir lembut terasa, 
Kepenatan pun sirna, 
Emosi pun redam, 
Riang dan tawa riuh bersama ombak, 
Jelang petang pun tiada terasa 
Angin dingin seolah menyuruh pulang.

Kemarau Panjang


Gersang bumi kering kerontang
Aliran kehidupan meresap lesap
Uap panas, ganas mendekap
pohon, dedaun, menguning kering
dahaga menyiksa raga
harap segarnya setetes banyu
sebulir rinai air
berharga dari permata
ronta seisi alam semesta
terdengar tak lagi samar
lapar mulai menjalar
patamorgana membayang mata


Pagi Dalam Warna Jingga

[ Een Dunk ]

Ambara terlihat dalam warna jingga...
Jelas indah dalam,
pandanganku..
Bagai ribuan bidadari turun ke bumi hanya untuk bermandikan dalam sinar mentari pagi

Aku berdiri dalam ramai riuhnya hati ini 
Memandangi, menikmati indahnya lukisan dari kuas Tuhan 
Menyusuri takjub dengan mata ku pejamkan

Burung- burung Pipit riang, bergerombolan terbang 
rendah, dalam doa zikirnya, 
walau terjamah dalam,
buruk sifat manusia...

O'..pemilik penentu segala sesuatu dalam semua alam semesta 
Biarlah lama indah warnanya di angkasa 
biar terpuaskan seluruh jiwa raga melihat agung ciptaan Tuhan kita

Kita dan Alam Semesta

Kata kita
Alam semesta
Tempat tinggal kita 
Tempat hidup kita
Kata kita
Dunia kita bulat beraneka ragam warna
Pelangi berbeda warna namun satu cahaya
Kata kita
Manusia beraneka ragam bahasa
Manusia beraneka ragam agama
Ayolah damai wahai bumi Palestina
Kata kita
Indonesia kaya raya
Alam nan hijau diseluruh nusantara
Hutan-hutan hijau warnanya
Kata kita
Dunia mendekatkan kematian
Kematian menjauhkan dunia
Tujuan dunia adalah kematian abadi
Kata kita
Kita berjodoh lawan jenis 
Perempuan dan laki laki
Mencintai demi keberlangsungan generasi
Kata kita 
Menulislah sedikit bait puisi
Buatlah kenangan wejangan
Bila kematian menjemputmu
Kata kita
Janji suci
Syahadat namanya
Tepati janji ciri orang beriman kepadaNya
Kata kita
Sedikit renungan
Sedikit menyentuh
Akan banyak berguna 
Akan banyak manfaat

Puisi Tentang Alam Anak SD

Rebosisasi


Haditya Danendra Prasetyo ]

Rumput banyak mengering
Erosi juga terjadi
Banjir pun melanda
Orang-orang banyak menderita
Inilah akibat dari hutan yang gundul
Semua ini dapat dicegah dengan penanaman kembali
Ayo bersama-sama menanam pohon agar hutan kembali hijau
Sungai kembali mengalir airnya
Ini saatnya kita menghijaukan hutan untuk mencegah

Menikah Alam

menikah alam
menyemai tanaman
menyiram sampai ke akar
pohon tak tertebang
merimbun di alam semesta
margasatwa berkeliaran
tersenyum di kala sinar membias
...
tanaman-tanaman menyisir tebing
tak akan kering sepanjang masa
di saat insan menepi
mengembang tak terhenti
tak akan layu sebelum kering
petuah para penyair

Melukis Awan

[  Muhamad Salam ]

Senja itu ada pelangi
Kupu -kupu menari -nari
Melukis awan ,mewarnai senja.
Burung berkicau kembali ke sarangnya
Pelangi yang indah
Semakin menipis ditinggal mentari
Ruang waktu, terbang anganku
Melukis awan terbang  disinggasana cinta
Semilir angin menerpa raga
Bururng burung bernyanyi merdu
Pulang keperaduan menyambut malam. 
Melukis awan
Ketika senja merah merona
Cinta bertengger di awan senja
Kulukis awan terbang bersama asaku.


Awan

Akulah awan di langit
Pergi kemanapun angin menunjukkan arah
Tanpa bisa ku lawan
Arah yang senantiasa memperlihatkan belahan dunia
Hingga akhir perjalanan nanti
Akulah awan di langit mendung
Membawa beban yang ku tampung sendiri
Beban rintik hujan yang tak pernah ku minta
Beban yang ku lepaskan saat aku tak sanggup lagi ingin membawanya
Beban yang mungkin akan menyalahkan diriku 
Akulah awan di langit cerah
Yang memberi tempat yang teduh
Yang mengekspresikan bentuk dari diriku, hingga imajinasi berkeliaran 
Akulah awan yang tetap ada walau tak tahu akhir tujuanku

Hidroponik

Hidroponik budidaya tanaman tanpa tanah
Inilah cara efisien menanam dengan keterbatasan lahan
Dengan hidroponik penghijauan bisa tercapai
Rajin memelihara tanaman mendatangkan manfaat
Orang tak punya lahan pun dapat melakukan
Pengendalian nutrisi lebih sederhana
Orang-orang banyak pula yang menyukainya
Nilai ekonomi akan lebih tinggi
Inilah cara mudah menanam
Keuntungannya memberikan hasil yang banyak


Puisi Alam Bahasa Jawa

Udan-Panas Udan-Panas

Mangsa sampun ngancik mangsa rendeng
Udan saben dinten
Panas udan, panas udan
Ntlateni jemuran
Ambal kaping lima jereng gombalan
Pating klanthir ngebaki plataran
Jereng kelun, jereng kelun
Amrih amung bisa alum
Kanggo ganti ora bingung
Kahanan tansah mendhang mendhung
Snajan sayah nanging ampun sambat
Mlayu metu mlayu mlebu mandan rikat
Keton udan ngagodha mripat
Nendhang nendhang pitik liwat
Wanci mangsa udan
Njaba gombalan, njero gombalan
Ngarep umbrukan, mburi kumkuman
Menika kahanan ing padesan
Sanes wonten ing perkotaan
Niku cariyos kula saben mangsa jawah
Maklum boten nggadhahi mesin umbah umbah

Tanduran

Winih-winih kang dakicir,
Katone wis thukul nyenengke pikir,
Sapa nandur bakal thukul,
Sapa nandur bakal ngundhuh,
Nadyan kiwa tengenge kebak mring alang alang,
Ora perlu sumelang,
Merga tanduran ora duweni impen,
Butuhe amung open,
Open anggone tetepungan karo srengenge, karo udan lan banjir gedhe, uga ananing ama sing gawe kapitunan lan rasa cuwa,
Mula lamun anggene ngreksa, lan ngopeni tansah taberi, setiti ngati ngati kanthi ikhlasing ati tembe buri mesti bakal mukti.lajar. Terimakasih sudah berkunjung.

Baca juga :

Itulah beberapa puisi tentang alam pedesaan yang singkat, indah dan bermakna. Semoga bermanfaat khususnya sebagai contoh literasi.

Posting Komentar untuk "32 Puisi Pendek Tentang Alam Pedesaan Yang Indah Singkat dan Bermakna"