Model Pembelajaran Jigsaw, Pengertian, Model dan Langkah-Langkahnya
Model pembelajaran Jigsaw adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Arronson dan kawan-kawannya dari Universitas Texas dan kemudian diadaptasi oleh Slavin dan kawan-kawannya. Strategi ini merupakan strategi yang menarik untuk digunakan. Materi yang akan dipelajari dapat dibagi menjadi beberapa bagian dan materi tersebut tidak mengharuskan urut dalam penyampaiannya. Kelebihan strategi ini adalah dapat melibatkan seluruh peserta didik dalam belajar dan sekaligus mengajarkannya kepada orang lain.
Daftar isi
Pengertian Model Pembelajaran Jigsaw
- Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota di dalam satu kelompok yang masing-masing anggota harus bertanggung jawab untuk menguasai bagian materi pelajaran dan mampu mengajarkan kembali materi tersebut kepada anggota lainnya ( Arends, 1997; Kagan & Kagan ( 2009 ).
- Menurut Agus Suprijono, ( 2009:89 ) Model pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif, dimana guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang kecil.
- Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajarinya dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.
- Model pembelajaran jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang memfokuskan atau menitikberatkan kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.
Model Pembelajaran Jigsaw
- Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah suatu tipe pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota di dalam satu kelompok yang masing-masing anggota harus bertanggung jawab untuk menguasai bagian materi pelajaran dan mampu mengajarkan kembali materi tersebut kepada anggota lainnya ( Arends, 1997; Kagan & Kagan ( 2009 ).
- Menurut Agus Suprijono, ( 2009:89 ) Model pembelajaran kooperatif jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif, dimana guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok yang kecil.
- Pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model pembelajaran kooperatif dimana peserta didik belajar dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang secara heterogen dan bekerjasama saling ketergantungan yang positif dan bertanggung jawab atas ketuntasan bagian materi pelajaran yang harus dipelajarinya dan menyampaikan materi tersebut kepada anggota kelompok lainnya.
- Model pembelajaran jigsaw adalah sebuah model belajar kooperatif yang memfokuskan atau menitikberatkan kerja kelompok siswa dalam bentuk kelompok kecil.
Pada pembelajaran kelompok tipe jigsaw, terdapat kelompok asal dan kelompok ahli. Kelompok asal yaitu kelompok induk peserta didik yang beranggotakan peserta didik dengan kemampuan asal yang beragam. Sedangkan kelompok ahli yaitu, kelompok peserta didik yang terdiri dari kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk mempelajari dan mendalami topik tertenntu dan menyelesaikan tugas-tugasnya yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan kepada anggota kelompok asal.
Pada dasarnya, guru membagi materi pembelajaran ke dalam beberapa sub topik atau komponen materi pembelajaran. Selanjutnya, guru membagi peserta didik ke dalam beberapa subtopik atau komponen materi pembelajaran. Selanjutnya guru membagi peserta didik ke dalam kelompok belajar kooperatif yang terdiri dari 4-5 orang peserta didik sehingga setiap orang bertanggung jawab terhadap penguasaan setiap komponen / subtopik yang ditugaskan guru dengan sebaik-baiknya.
Peserta didik dari masing-masing kelompok yang bertanggung jawab terhadap subtopik yang sama membentuk kelompok lagi. Dalam kelompok ini, peserta didik bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya, dan merencanakan bagaimana mengajarkan sub topik tersebut kepada anggota kelompok asalnya. Setelah itu peserta didik tersebut kembali lagi ke kelompok asalnya sebagai " ahli" dalam subtopik dan mengajarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temannya.
Ahli dalam subtopik lainnya juga akan bertindak serupa, sehingga seluruh peserta didik bertanggung jawab untuk menunjukkan penguasaannya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap peserta didik dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan.
Selebihnya menurut Doolitle ada 3 macam model pembelajaran jigsaw, diantaranya :
- Within group jigsaw : Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari satu bagian persoalan yang harus dipecahkan kelompoknya, selanjutnya masing-masing harus mengajarkan kepada anggota lain dalam satu kelompok.
- Expert group jigsaw : Masing-masing peserta dari semua kelompok yang mendapat bagian persoalan yang sama berkumpul menjadi kelompok ahli untuk bersama-sama mempelajari dan memecahkan persoalan tersebut. Kemudian masing-masing kembali ke kelompok asalnya dan mengajarkan apa yang telah mereka pelajari pada kelompok ahli tadi.
- Whole group jigsaw : Pada model ini kelompok yang terbentuk pertama kali sudah langsung menjadi kelompok ahli yang masing-masing mempelajari persoalan yang berbeda dengan kelompok lain. Setelah itu masing-masing kelompok mengajarkan bagian persoalannya kepada kelompok lain melalui diskusi atau presentasi.
Langkah Pelaksanaan Pembelajaran Jigsaw
Salah satu tipe jigsaw, langkah-langkah pelaksanannya dapat mengikuti langkah berikut ini :- Guru mensosialisasikan kepada peserta didik tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan digunakan sebagai setting pembelajaran, dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh peserta didik.
- Guru dan peserta didik menyepakati pembentukan kelompok-kelompok asal.
- Guru dan peserta didik pada semua kelompok asal menyepakati pembagian kelompok ahli dan membagi tugas untuk masing-masing ahli.
- Guru dan peserta didik menyepakati pembagian waktu yang digunakan oleh kelompok ahli untuk berdiskusi dan waktu yang digunakan oleh kelompok asal untuk melakukan pentutoran teman sebaya.
- Kelompok ahli dipersilahkan bekerja pada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya selama waktu yang telah disepakati.
- Setelah kelompok ahli selesesai membahas tugasnya, masing-masing ahli kembali berkumpul ke kelompok asal.
- Di kelompok asal, masing-masing ahli menjelaskan kepada ahli yang lain secara bergiliran tentang tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing, ahli menerima penjelasan mengelaborasi untuk melengkapi tugas secara keseluruhan, dalam hal ini guru hendaknya memperhatikan dan membimbing agar terjadi proses pentutoran secara efektif.
- Guru menunjuk secara acak salah satu kelompok untuk presentasi hasil diskusi , dan dikembalikan pada pertemuan berikutnya, dan mengumumkan nilai-nilai kelompok, serta memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling unggul.
Kagan & Kagan ( 2009 ) memberikan beberapa tipe jigsaw, yang terdiri atas 10 langkah mudah. Menurutnya, guru dapat mengikuti langkah - langkah berikut ini :- Bagilah peserta didik menjadi 5 atau 6 orang kelompok jigsaw. Kelompok harus beragam dalam hal gender, etnis, ras dan kemampuan.
- Menunjuk salah satu peserta didik dari tiap kelompok sebagai pemimpin. Pada awalnya peserta didik yang ditunjuk harus menjadi peserta didik yang paling matang dalam kelompok.
- Membagi pelajaran hari itu menjadi 5-6 segmen. Misalnya jika guru bertujuan agar peserta didik belajar sejarah tentang Elanor Roosevelt, guru mungkin akan membagi sebuah biografi singkat dari kelompok tersebut.
- Tugaskan setiap peserta didik untuk belajar satu segmen, memastikan peserta didik memiliki akses langsung hanya untuk segmen mereka sendiri.
- Berikan peserta didik waktu untuk membaca beberapa segmen mereka setidaknya dua kali dan menjadi akrab dengannya. Tidak perlu bagi mereka menghafalkannya.
- Membentuk " kelompok ahli " sementara dengan memiliki satu peserta didik dari setiap kelompok jigsaw bergabung peserta didik yang berbeda di segmen yang sama. Beri peserta didik dalam kelompok ahli waktu untuk mendiskusikan poin-poin utama dari segmen mereka dan untuk berlatih mempresentasikan terhadap kelompok jigsaw mereka.
- Bawa peserta didik kembali ke kelompok jigsaw mereka
- Mintalah peserta didik untuk mempresentasikannya terhadap kelompoknya. Mendorong peserta didik lain dalam kelompok untuk mengajukan pertanyaan guna klarifikasi.
- Mengapung atau berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya, mengamati proses. Jika kelompok manapun mengalami kesulitan ( misalnya ada anggota yang mendominasi atau mengganggu ) membuat intervensi yang tepat. Akhirnya, yang terbaik untuk pemimpin kelompok untuk menangani tugas ini. Pemimpin dapat dilatih dengan membisikkan instruksi tentang bagaimana untuk campur tangan, sampai pemimpin dapat menguasainya.
- Pada akhir sesi, memberikan kuis pada materi sehingga peserta didik dapat menyadari bahwa sesi ini tidak hanya permainan yang menyenangkan tapi juga benar-benar bermakna.
Kelebihan Pembelajaran Jigsaw
- Guru mensosialisasikan kepada peserta didik tentang model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw yang akan digunakan sebagai setting pembelajaran, dengan menggunakan bahasa yang dapat dipahami oleh peserta didik.
- Guru dan peserta didik menyepakati pembentukan kelompok-kelompok asal.
- Guru dan peserta didik pada semua kelompok asal menyepakati pembagian kelompok ahli dan membagi tugas untuk masing-masing ahli.
- Guru dan peserta didik menyepakati pembagian waktu yang digunakan oleh kelompok ahli untuk berdiskusi dan waktu yang digunakan oleh kelompok asal untuk melakukan pentutoran teman sebaya.
- Kelompok ahli dipersilahkan bekerja pada masing-masing kelompok untuk mendiskusikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya selama waktu yang telah disepakati.
- Setelah kelompok ahli selesesai membahas tugasnya, masing-masing ahli kembali berkumpul ke kelompok asal.
- Di kelompok asal, masing-masing ahli menjelaskan kepada ahli yang lain secara bergiliran tentang tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing, ahli menerima penjelasan mengelaborasi untuk melengkapi tugas secara keseluruhan, dalam hal ini guru hendaknya memperhatikan dan membimbing agar terjadi proses pentutoran secara efektif.
- Guru menunjuk secara acak salah satu kelompok untuk presentasi hasil diskusi , dan dikembalikan pada pertemuan berikutnya, dan mengumumkan nilai-nilai kelompok, serta memberikan penghargaan kepada kelompok yang paling unggul.
- Bagilah peserta didik menjadi 5 atau 6 orang kelompok jigsaw. Kelompok harus beragam dalam hal gender, etnis, ras dan kemampuan.
- Menunjuk salah satu peserta didik dari tiap kelompok sebagai pemimpin. Pada awalnya peserta didik yang ditunjuk harus menjadi peserta didik yang paling matang dalam kelompok.
- Membagi pelajaran hari itu menjadi 5-6 segmen. Misalnya jika guru bertujuan agar peserta didik belajar sejarah tentang Elanor Roosevelt, guru mungkin akan membagi sebuah biografi singkat dari kelompok tersebut.
- Tugaskan setiap peserta didik untuk belajar satu segmen, memastikan peserta didik memiliki akses langsung hanya untuk segmen mereka sendiri.
- Berikan peserta didik waktu untuk membaca beberapa segmen mereka setidaknya dua kali dan menjadi akrab dengannya. Tidak perlu bagi mereka menghafalkannya.
- Membentuk " kelompok ahli " sementara dengan memiliki satu peserta didik dari setiap kelompok jigsaw bergabung peserta didik yang berbeda di segmen yang sama. Beri peserta didik dalam kelompok ahli waktu untuk mendiskusikan poin-poin utama dari segmen mereka dan untuk berlatih mempresentasikan terhadap kelompok jigsaw mereka.
- Bawa peserta didik kembali ke kelompok jigsaw mereka
- Mintalah peserta didik untuk mempresentasikannya terhadap kelompoknya. Mendorong peserta didik lain dalam kelompok untuk mengajukan pertanyaan guna klarifikasi.
- Mengapung atau berpindah dari satu kelompok ke kelompok lainnya, mengamati proses. Jika kelompok manapun mengalami kesulitan ( misalnya ada anggota yang mendominasi atau mengganggu ) membuat intervensi yang tepat. Akhirnya, yang terbaik untuk pemimpin kelompok untuk menangani tugas ini. Pemimpin dapat dilatih dengan membisikkan instruksi tentang bagaimana untuk campur tangan, sampai pemimpin dapat menguasainya.
- Pada akhir sesi, memberikan kuis pada materi sehingga peserta didik dapat menyadari bahwa sesi ini tidak hanya permainan yang menyenangkan tapi juga benar-benar bermakna.
- Model pembelajaran jigsaw sangat memudahkan pekerjaan dari pengajar, karena terdapat kelompok ahli yang menjelaskan kepada rekan-rekannya.
- Pemerataan, penyampaian dan pemahaman materi dapat dilakukan dalam waktu yang relatif singkat.
- Melalui metode pembelajaran jigsaw, dapat melatih siswa untuk berani berbicara di depan umum.
Kekurangan Model Pembelajaran Jigsaw
- Peserta didik yang aktif kemungkinan akan lebih mendominasi jalannya diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi. Oleh karenanya, untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
- Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami kesulitan untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
- Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan. Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
- Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.
Itulah tadi sekilas mengenai model pembelajaran kooperatif jigsaw, pengertian, model dan langkah-langkahnya. Semoga bermanfaat bagi pembaca
Posting Komentar untuk "Model Pembelajaran Jigsaw, Pengertian, Model dan Langkah-Langkahnya"