Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Indonesia Benua Atlantis yang Hilang ? Peneliti Ini Dapat Menyimpulkannya

Peradaban Atlantis yang hilang mungkin hingga saat ini hanyalah sebuah mitos karena belum ditemukan bukti-bukti yang kuat tentang keberadaannya. Mitos yang pertama kali dicetuskan oleh Plato ahli filsuf Yunani yang terkenal dalam bukunya " Charitas dan Timaeus " menggambarkan bahwa benua Atlantis merupakan benua dengan peradaban yang maju dengan teknologi yang canggih dan penduduknya dianggap sebagai bangsa superior. Benua itu hilang dan tenggelam karena serangkaian bencana alam termasuk gempa bumi.

Sejak abad pertengahan, mitos tentang Atlantis menarik perhatian dan populer di dunia barat. Beberapa ilmuwan meyakini bahwa keberadaan benua Atlantis benar adanya. Bahkan ada yang menganggap Atlantis terletak di Benua Amerika sampai Timur Tengah namun beberapa penelitian tidak memberikan cukup bukti yang kuat.

gambar benua atlantis
                                                                Ilustrasi benua Atlantis

Setidaknya beberapa tempat di bumi yang keberadaannya memiliki persyaratan untuk dapat diduga sebagai benua Atlantis sebagaimana dilukiskan oleh Plato 20 abad yang lalu. Para peneliti masa kini malah merujuk Sundaland ( Indonesia bagian barat hingga ke semenanjung Malaysia dan Thailand ) sebagai menua Atlantis dan merupakan awal peradaban manusia. Benarkah Indonesia adalah benua Atlantis yang hilang ? Salah satu peneliti yang bernama Arysio Nunes dos Santos dalam bukunya mengemukakan bahwa benua yang hilang itu berada di sekitar Indonesia, Thailand, Brunei, dan Malaysia.


Apakah Indonesia Dulunya Benua Atlantis ?

Profesor asal Brazil ini menegaskan bahwa Atlantis yang hilang sebagaimana cerita Plato itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Pendapat itu muncul ketika ia melakukan penelitian selama 30 tahun yang menghasilkan buku The Lost Continent Finally Found, The Devinitifve Localization of Plato"s Lost Civilization ( 2005 ). Santos dalam bukunya tersebut menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang menyimpulkan bahwa Atlantis itu Sundaland ( Indonesia bagian barat ). Santos menetapkan pada masa lalu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Langka, dan Indonesia bagian barat meliputi Sumatra, Kalimantan, Jawa dan terus mengarah ke sisi timur. 

Wilayah Indonesia bagian barat sekarang sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi dan dikelilingi samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Argumen Santos tersebut didukung oleh banyak arkeolog Amerika yang meyakini bahwa benua Atlantis adalah pulau besar yang bernama Sumatra, Jawa dan Kalimantan. Sekitar 11.600 tahun silam. Benua tersebut hilang diterjang banjir besar seiring berakhirnya jaman es.

Sedangkan menurut Plato, Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian bagian dunia masih diliputi oleh lapisan-lapisan es ( Era Pleistocene ). Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia ( dulu ) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliputi oleh air yang berasal dari es yang mencair. Diantaranya letusan Gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru / Sumeru / Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera  yang membentuk Danau Toba dan Pulau Samosir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu. Letusan paling dahsyat di kemudian hari adalah Gunung Krakatau yang memecah Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya membentuk selat dataran Sunda.

Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi bahwa pada saat terjadi letusan beberapa gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera menyebabkan luasnya bertambah. Air dan lumpur yang berasal dari gunung berapi itu mengakibatkan tekanan yang luar biasa kepada kulit bumi di dasar Samudera terutama di bagian pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa. Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya sebagai Jeinrich Events.

Dalam usahanya mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk / posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai bentuk Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata " Amicus Plato, Sed Magia Amica Veritas " yang memiliki arti " Saya senang kepada Plato tetapi saya akan lebih senang terhadap kebenaran". 


Indonesia Dilihat dari Segi Pandang Geologi

Para peneliti masa kini terutama Santos ( 2005 ) dan sebagian besar peneliti Amerika Serikat memiliki keyakinan bahwa gejala kerawanan bencana geologi wilayah Indonesia adalah sesuai dengan anggapan Plato yang menyatakan bahwa benua Atlantis telah hilang akibat letusan gunung berapi yang bersamaan. Pendekatan lain akan keberadaan Benua Atlantis dan awal peradaban manusia ( hancurnya Taman Eden ) adalah kejadian zaman es. Pada zaman es suhu atau iklim bumi turun dahsyat dan menyebabkan peningkatan pembentukan es di kutub dan gletser gunung. Secara geologis, Zaman es sering digunakan untuk merujuk kepada waktu lapisan es di belahan bumi utara dan selatan. Dengan definisi ini kita masih berada di jaman es. Secara awam untuk waktu 4 juta tahun ke belakang, definisi zaman es digunakan untuk merujuk waktu yang lebih dingin dengan tutupan es yang luas di seluruh benua Amerika Utara dan Eropa.

Penyebab terjadinya zaman es antara lain adalah terjadinya proses pendinginan aerosol yang sering menimpa planet bumi. Dampak ikutan dari peristiwa zaman es adalah penurunan muka laut. Letusan gunung api dapat menerangkan berakhirnya zaman es pada skala kecil dan teori kepunahan Dinosaurus dapat menerangkan akhir zaman es pada skala besar.

Dari sudut pandang diatas, zaman es terakhir dimulai sekitar 20.000 tahun yang lalu dan berakhir kira-kira 10.00 tahun yang lalu atau pada awal kala Holocene  ( akhir pleistocene ). Proses pelelehan es di zaman ini berlangsung relatif lama dan beberapa ahli membuktikan proses ini berakhir sekitar 6.000 tahun yang lalu. Pada zaman es ini, permukaan air laut jauh lebih rendah dibandingkan dengan sekarang, karena banyak air yang tersedot karena membeku di daerah kutub. Kala itu laut Cina Selatan kering, sehingga kepulauan Nusantara barat tergabung dengan daratan Asia Tenggara. Sementara itu pulau Papua juga tergabung dengan benua Australia.

Ketika terjadi peristiwa pelelehan es tersebut maka terjadi penenggelaman daratan yang luas. Oleh karena itu gelombang migrasi manusia dari / ke Nusantara mulai terjadi, walaupun belum ditemukan situs pemukiman purba, sejumlah titik diperkirakan sempat menjadi tempat tinggal manusia purba Indonesia sebelum menyeberang selat sempit menuju lokasi berikutnya ( Hartono, 2001 ). Tempat tempat itu dapat dianggap sebagai awal pemukiman pantai di Indonesia. Seiring naiknya paras muka laut yang menuju puncak pada zaman Holosen kurang lebih 6.000 tahun dengan kondisi muka laut kurang lebih 3 meter lebih tinggi dari muka laut sekarang, lokasi-lokasi tersebut juga bergeser ke tempat yang lebih tinggi masuk ke hulu sungai. Berkembangnya budaya manusia, pola berpindah, berburu dan meramu hasil hutan lamnat laun berubah menjadi penetap, beternak dan berladang serta menyimpan dan bertukar hasil dengan kelompok lain.

Kemampuan berlayar dan menguasai navigasi samudera yang sudah lebih baik, memungkinkan beberapa suku bangsa Indonesia mampu menyeberangi Samudera Hindia ke Afrika dengan memanfaatkan pengetahuan cuaca dan astronomi. Dengan kondisi tersebut tidak berlebihan Oppenheimer beranggapan bahwa Taman Eden berada di wilayah Sundaland.

Pendapat profesor Santos tentang Atlantis merupakan satu teori diantara banyak teori yang ada. Sampai dengan saat ini benua Atlantis masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Jika Atlantis ditemukan, maka penemuan tersebut bisa jadi menjadi salah satu penemuan terbesar sepanjang masa.

Posting Komentar untuk "Indonesia Benua Atlantis yang Hilang ? Peneliti Ini Dapat Menyimpulkannya"