Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Biografi Ibnu Sina peletak dasar ilmu kedokteran

Biografi Ibnu Sina peletak dasar ilmu kedokteran
Biografi Ibnu Sina. Ibnu Sina adalah peletak dasar ilmu kedokteran. Di dunia barat dia dikenal dengan sebutan Avienna. Namun sebenarnya beliau memiliki nama asli Abu Ali Al-Huseyn bin Abdullah bin asan Ali bin Sina.

Ibnu Sina adalah penulis buku yang berjudul Al-Qanun fi al-Thibb ( Canon Medicine ) yang dikenal sebagai salah satu pegangan tentang ilmu kedokteran di benua Eropa dan bangsa Cina. Sampai saat ini pun, buku tersebut masih menjadi dasar dan sumber rujukan bagi ilmu kedokteran modern. Dalam sebuah sumber menyebutkan, buku Al-Qanun fi al-Thibb merupakan rujukan utama dalam pengajaran di fakultas kedokteran samai dengan abad ketujuh belas. Masih dalam sumber yang sama, buku Al-Qanun fi al-Thibb disebut-sebut menjadi "buku suci" kedokteran paling lama dibandingkan buku-buku lainnya. Wajar memang karena buku ini dipakai hampir enam abad lamanya.

Ibnu Sirna dengan bukunya memang menjadi fenomena, khususnya di dunia kedokteran. Tidak hanya di arab saja melainkan di Eropa pada saat pencerahan. Teks asli dari buku ini dicetak di Roma Italia dan diterjemahkan ke dalam kurang lebih belasan bahasa lain, diantaranya bahasa Inggris, bahasa Perancis, Spanyol dan Italia.

Awal kehidupan Ibnu Sina

Ibnu Zina dilahirkan di Bukhara, Uzbekistan, pada Agustus 980 M ( Beberapa sumber menyebutkan beliau lahir pada 985 M ). Ayah dari Ibnu Sina adalah seorang Gubernur Bukhara pada masa Dinasti Samaniah, tepatnya Sultan Samanish Nuh II Bin Masnyur ( 819-1005 M ). Dilahirkan dalam keluarga yang menaruh perhatian besar terhadap bidang pendidikan atau kelimuan, ibu dari Ibnu Sina mendukung Ibnu Sina untuk selalu belajar dan mendalami segala jenis ilmu yang dipelajarinya.    

Kecerdasan Ibnu Sina

Ibnu Sina memiliki kecerdasan yang luar biasa. Dia hafal Al-Quran 30 juz pada usia yang masih sangat muda yakni di usia 10 tahun. Lalu, diusianya yang belum menginjak 20 tahun. Dia telah berhasil menguasai berbagai cabang ilmu. Ilmu yang berhasil dia kuasai diantaranya ialah : ilmu filsafat, hukum, logika, matematika, fisika, poliitik, serta ilmu kedokteran. Ilmu kedokteran dikuasainya hanya dalam waktu satu setengah tahun tanpa bimbingan guru. Tepat pada umur 18 tahun, dia telah membuka praktek menjadi seorang dokter.

Perjalanan hidup Ibnu Sina

Ibnu Sina hidup pada masa pemerintahan Samanid. Pada saat itu, kerajaan yang dipimpin oleh Samanid mengalami kemunduran sehingga Ibnu Sina harus pergi meninggalkan kerajaan dan mengembara ke  Gurganj. Di Gurganj, Ibnu Sina sempat menetap hingga 10 tahun lamanya. Setelah lama menetap di Gurganj, Ibnu Sina pindah ke daerah   Nasa, lalu pindah lagi ke Baward, dan terus berpindah-pindah tempat untuk mempelajari ilmu baru dan mengamalkannya.

Nama Ibnu Sina mulai dikenal luas tidak lain karena dia berperan dalam pengobatan terhadap Raja Nuh bin Mansyur. Pada saat itu raja Nuh Bin Mansyur yang mengalami sakit keras dan Ibnu Sina berhasil mengobati raja yang saat itu menjadi penguasa dinasti Samaniah hingga memperoleh kesembuhan. Oleh raja, Ibnu Sina diberi penghormatan dan jabatan menjadi dokter di istana dan dijamin kehidupannya. Kendati diberi jaminan kehidupan yang layak di istana, Ibnu Sina dengan sopan menolak pemberian raja, dan hanya meminta dirinya untuk diperbolehkan masuk ke perpustakaan istana dan membaca buku disana. Dari sinilah pengetahuannya berkembang. Tidak hanya mempelajari ilmu kedokteran saja, Ibnu Sina juga mempelajari ilmu-ilmu lain yakni : matematika, logika, filsafat, geometri, astronomi, dan metafisika.

Ibnu Sina senang bisa hidup di istana bukan karena gaya hidupnya yang mewah atau terjamin, melainkan dia bebas keluar masuk istana dan bisa membaca buku-buku yang selama ini belum dia lihat dan baca. Ibnu Sina senang menyibukkan diri membaca serta menulis kitab qanun kedokteran atau menulis buku-buku tentang filsafat yang bernama kitab Al-Syifa. Kecintaannya menulis tidak hanya dilakukan disaat dia berada di istana saja, melainkan pada saat melakukan pejalananpun Ibnu Sina seringkali menulis pemikiran-pemikirannya dalam buku kecil atau yang sering disebut sebagai risalah.

  

Pendidikan dan sumbangsih dalam berbagai bidang ilmu

Kehidupan Ibnu Sina dihabiskan untuk mengembara dan menuntut ilmu. Beliau adalah pribadi yang haus akan ilmu pengetahuan. Teknik belajarnya adalah ototdidak, namun sebenarnya Ibnu Sina juga pernah menjalani pendidikan formal. Pendidikan formal Ibnu Sina diperoleh pada waktu yang sangat singkat. Pada awalnya dia dididik oleh ayahnya sendiri. Pada saat cukup umur, Ibnu Sina diperbolehkan berguru kepada orang lain. Karena kecerdasannya yang luar biasa, Ibnu Sina seringkali dapat menyelesaikan soal yang tidak bisa diselesaikan oleh gurunya sendiri. Pada saat usianya masih 6 tahun, Ibnu Sina seringkali membantu gurunya yakni Abu Bakr Al-Khawarizmi yang sudah tua untuk menuliskan sebagian dari isi bukunya.

Dalam bidang kedokteran, Ibnu Sina adalah yang pertama kali memperkenalkan tentang hubungan kesehatan dengan makanan, minuman, temperatur, suhu, gerak, tidur dan kerja. Jikalau semua tidak seimbang, maka hal itu akan menimbulkan masalah kesehatan. " Lebih baik mencegah daripada mengobati " hal itu sudah diterapkan oleh Ibnu Sina. Dalam tindakan pengobatan, Ibnu Sina tidak semata-mata menerapkan aspek medis saja, melainkan juga aspek spiritual yang dipercaya dapat membantu penyembuhan terhadap penyakit seseorang. Selain memperkenalkan hubungan antara kesehatan makanan, minuman dan kerja. Ibnu Sina juga memperkenalkan metode sterilisasi dengan cara menyembuhkan luka ( desiinfeksi ) serta perintis pananganan penyakit syaraf ( neurasthenia ). 

Dalam bidang filsafat, Ibnu Sina terkenal dengan pemikiranya yakni konsep an-nafs (jiwa). Menurut beliau, jiwa manusia dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu tumbuhan, binatang serta jiwa manusia itu sendiri. Jiwa tumbuhan memiliki tiga daya, yakni makan, tumbuh, dan berkembang biak. Jiwa binatang mempunyai dua daya, yakni bergerak dan menangkap.Sedangkan manusia sendiri hanya mimiliki satu daya, yakni daya berpikir yang disebut akal.     

Dalam bidang astronomi, Ibnu Sina juga memiliki pemikiran tentang bintang-bintang yang bergerak tidak dalam satu globe. Selain itu, beliau memiliki beberapa teori mengenai pembentukan isi bumi yakni pembentukan mineral, pembentukan gunung serta beberapa teori mengenai fenomena di atmosfer. Selain itu, Ibnu Sina memiliki sebuah karya tulis yang berjudul De Conglutineation Lagibum. Dalam salah bab karya tulis ini, Ibnu Sina membahas tentang asal nama gunung-gunung. Pembahasan ini sungguh menarik. Di sana Ibnu Sina mengatakan, “Kemungkinan gunung tercipta karena dua penyebab. Pertama menggelembungnya kulit luar bumi dan ini terjadi lantaran goncangan hebat gempa. Kedua karena proses air yang mencari jalan untuk mengalir. Proses mengakibatkan munculnya lembah-lembah bersama dan melahirkan penggelembungan pada permukaan bumi. Sebab sebagian permukaan bumi keras dan sebagian lagi lunak. Angin juga berperan dengan meniup sebagian dan meninggalkan sebagian pada tempatnya. Ini adalah penyebab munculnya gundukan di kulit luar bumi.”



Hasil Karya Ibnu Sina

Ibnu Sina memiliki beberapa julukan yang diberikan sebagai penghormatan kepadanya, diantaranya adalah : " Guru para Raja ", " Pangeran para dokter ", "Raja obat ". 
Add caption
Beberapa buku hasil tulisannya membahas tentang psikologi, pertanian, retorika, dan syair yang diberi judul Asy-Shifa. Kesemuanya ada 18 jilid. Dalam bahasa latin disebut dengan Sanatio atau Sufficients. Naskah asli buku ini saat ini tersimpan di perpustakaan Oxford University, London, Inggris. Adapun karya lain dari Ibnu Sina diantaranya adalah : 

  1. Kitab Qanun fi al-Tibb (Canon of Medicine). Karyanya dalam bidang ilmu kedokteran. Buku yang terbagi atas 3 jilid ini pernah menjadi satu-satunya rujukan dalam bidang kedokteran di Eropa selama lebih kurang lima abad. Buku ini merupakan iktisar pengobatan Islam dan diajarkan hingga kini di timur. Buku ini di telah diterjemahkan ke bahasa Latin. 
  2. Kitab Ash-Shifa. Sebuah karya kitab dalam bidang filsafat. Kitab ini antara lain berisikan tentang uraian filsafat dengan segala aspeknya, dan karena sangat luas cakupannya, maka bermunculan nama-nama terjemahan yang dilakukan oleh para ahli terhadap hasil karya filsafat Ibn Sina ini. Karya ini merupakan titik puncak filsafat paripatetik dalam Islam. Kitab ini terdiri dari 18 jilid yang berisikan uraian tentang filsafat yang mencakup empat bagian, yaitu: ketuhanan, fisika, matematika, dan logika. Dalam kitab ini juga ditemukan beberapa pemikirannya tentang pendidikan.
  3. Kitab An-Najat. Sebuah karya kitab yang berisikan ringkasan dari kitab Ash-Shifa’, kitab ini ia tulis untuk para pelajar yang ingin mempelajari dasar-dasar ilmu hikmah, selain itu buku ini juga secara lengkap membahas tentang pemikiran Ibn Sina tentang ilmu Jiwa.
  4. Kitab fi Aqsami al-‘Ulumi al-‘Aqliyyah. Sebuah karya kitab dalam bidang ilmu fisika. Buku ini ditulis dalam bahasa Arab dan masih tersimpan dalam berbagai perpustakaan di Istanbul, penerbitannya pertama kali dilakukan di Kairo pada tahun 1910 M, sedangkan terjemahannya dalam bahasa Yahudi dan Latin masih terdapat hingga sekarang.
  5. Kitab Lisanu al-‘Arab. Kitab ini merupakan hasil karyanya dalam bidang sastra Arab. Kitab ini berjumlah mencapai 10 jilid. Menurut suatu informasi menjelaskan bahwa buku ini Ibn Sina susun sebagai jawaban terhadap tantangan dari seorang pujangga sastra bernama Abu Manshur al- ubba’I di hadapan Amir ‘Ala ad-Daulah di Ishfaha.

Meninggalnya Ibnu Sina

Ibnu Sina meninggal pada usia 58 tahun, saat beliau dalam perjalanan dengan pemimpin Isfahan. Ibnu Sina dimakamkan di Hamadhan, Iran. Selama hidupnya, tidak kurang dari 267 karya tulis yang dihasilkannya. Dalam perayaan seribu tahun kematiannya di Teheran Iran, Ibnu Sina dinobatkan sebagai Fathers of Doctor ( Bapak Para Dokter ). Sampai saat ini Ibnu Sina adalah ilmuwan yang akan dikenang sampai sepanjang masa.  
  

Posting Komentar untuk "Biografi Ibnu Sina peletak dasar ilmu kedokteran"