Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

uniknya tradisi sinoman sebagai salah satu budaya bangsa

Sinoman, entah darimana kata ini berasal. Sebagai seorang yang tinggal di desa di Propinsi Jawa Tengah tepatnya di Kabupaten Klaten saya sudah akrab dengan kegiatan ini. Menurut salah satu sumber di salah satu website perguruan tinggi swasta, sinoman berasal dari kata "sing para nom-noman" atau atau dalam bahasa Indonesianya berarti kegiatan "para pemuda". Kegiatan para pemuda disini memiliki tujuan khusus. Bila Gotong Royong bisa diartikan sebagai kegiatan bersama yang dilakukan sukarela untuk kepentingan bersama, maka sinoman memiliki tujuan yaitu membantu seseorang yang sedang melakukan acara hajatan baik itu syukuran maupun pernikahan. Kegiatan sinoman banyak melibatkan orang yang rata-rata didominasi oleh kaum muda suatu desa, meskipun tidak menutup kemungkinan seorang yang sudah berkeluarga juga bisa ikut berperan serta dalam kegiatan ini. Sama halnya seperti gotong royong, sinoman merupakan tradisi yang telah mendarah daging khususnya pada suku Jawa. 

penyelenggara hajatan


Dalam masyarakat pedesaan, biasanya terdapat paguyuban karang taruna. Organisasi yang menjadi tempat berkumpulnya muda-mudi suatu desa. Di dalam karang taruna tersebut terdapat seorang koordinator sinoman. Dalam hal ini seorang kordinator bertugas untuk mengatur segala hal yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan sinoman manakala ada masyarakat yang membutuhkannya. Tugas dari sinoman sama seperti seorang pramusaji, dimana mereka harus menghidangkan makanan bagi para tamu yang sedang menghadiri pesta suatu hajatan. Tugas yang cukup melelahkan karena tidak hanya menghidangkan saja, mereka juga harus menyiapkan serta membereskan segala perabot atau sisa makanan manakala acara sudah selesai dan tamu undangan sudah pulang dari acara. Semua dilakukan secara sukarela tanpa dipungut biaya.

anggota sinoman perempuan
anggota sinoman perempuan


Dalam pelaksanaannya, beberapa hari sebelum acara dimulai, para pemuda yang kelak menjadi sinoman diundang oleh tuan rumah guna mengadakan suatu pertemuan. Di pertemuan itu akan dibahas mengenai teknis acara serta perkiraan tamu yang akan datang. Nah disini pula koordinator sinoman akan bisa memperkirakan jumlah ketenagaan dari anggota sinoman itu sendiri. Apabila anggota sinoman dirasa kurang maka akan dicarikan tenaga lain yakni dari bapak-bapak yang sudah menjadi kepala keluarga. Terkadang ( atau bahkan sering ) tamu yang datang ke acara hajatan melebihi prediksi awal. Otomatis yang kelimpungan adalah anggota sinoman. Anggota sinoman harus bekerja cepat untuk melayani tamu yang datang supaya semua bisa mendapat hidangan yang disajikan. Namun terkadang ada juga tamu undangan yang tidak kebagian makanan karena sinoman lalai, atau tamu undangan yang datang mendekati acara selesai. Hal ini tentu akan membuat citra tuan rumah kurang baik dalam menyambut tamu undangan. Disinilah tanggung jawab moral anggota sinoman, karena membawa nama baik penyelenggara acara hajatan.

Hal yang menarik dalam kegiatan sinoman adalah pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan. Dalam prakteknya anggota sinoman lelaki bertugas untuk membawa makanan atau minuman dengan menggunakan nampan dari tempat minuman itu dibuat selanjutnya diserahkan kepada anggota sinoman yang perempuan untuk kemudian diberikan kepada tamu undangan. Selain itu anggota sinoman perempuan juga bertugas untuk menerima dan kado atau oleh-oleh dari tamu untuk tuan rumah penyelenggara acara.

tradisi sinoman
anggota sinoman di desa saya yang rata-rata item manis :D


Hal yang menarik lainnya dari kegiatan sinoman adalah anggotanya berseragam. Dahulu sinoman menggunakan bawahan hitam sedangkan atasan putih dengan menggunakan sepatu panthofel. Mirip dengan seorang karyawan yang sedang magang pada suatu kantor perusahaan. Namun dalam perkembangannya, seragam sinoman sekarang lebih bervariasi. Sebagai contoh seragam sinoman karang taruna dukuh Tambak tempat kediaman saya. Sudah sejak 4 tahun ini, karang taruna di desa saya memiliki seragam batik untuk keperluan sinoman. Seragam batik yang ada kami peroleh dengan dana iuran yang dibayarkan tiap pertemuan bulanan, karena apabila dibayar sekaligus cukup membebani. Beberapa anggota sinoman masih duduk di bangku sekolah dan dalam satu keluarga bisa lebih dari 2 orang yang  ikut kegiatan sinoman.

Saat ini kegiatan sinoman sebagai kegiatan untuk melibatkan peran muda-mudi mulai sedikit demi sedikit dilupakan. Sebagai gantinya masyarakat lebih memilih menggunakan jasa catering sebagai penyedia jamuan makan ketika mereka menyelenggarakan acara atau hajatan. Hal tersebut dikarenakan banyaknya penyedia jasa catering serta budaya perkotaan yang cenderung meterialis-pragmatis, masuk ke lingkungan pedesaan dimana semua bisa didapat dengan mudah asal kita memiliki uang. Disisi lain, apabila mereka melibatkan sinoman, penyelenggara acara akan cukup direpotkan untuk persiapan serta harus kerepotan dalam pembubaran kepanitiaan. Masyarakat seakan mulai lupa bahwa tradisi sinoman memiliki nilai-nilai luhur budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang kita secara turun temurun. Tradisi gotong royong, kepedulian terhadap sesama ( Jawa : tepo sliro ) adalah nilai-nilai penting yang harus kita jaga dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara yang tercermin dalam bentuk kegiatan sederhana yang bernama sinoman.

2 komentar untuk "uniknya tradisi sinoman sebagai salah satu budaya bangsa"

  1. Menjelang idul adha, tetangga saya banyak sekali yang punya hajatan menikahkan anak-anaknya, dan otomatis membuat saya jadi sibuk sinoman,hehehehe

    BalasHapus