Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Bagaimana cara kerja alat cuci darah ( hemodialisa ), ini penjelasannya

Rata-rata petugas medis yang bertugas di rumah sakit sudah mengetahui tentang bagaimana cara kerja alat cuci darah terhadap seorang pasien. Namun masih ada juga yang belum mengetahui bagaimana cara kerja alat ini, serta dampak tindakan hemodialisa terhadap kesehatan pasien. Nah bagi yang belum mengetahui cara kerja alat ini, penulis akan sedikit berbagi informasi mengenai cara kerja alat hemodialisa dan alasan mengapa seseorang perlu dilakukan tindakan hemodialisis atau cuci darah.


Sebagian besar pasien yang menjalani cuci darah pasti sudah terlalu akrab dengan tindakan medis ini. Datang ke rumah sakit, menimbang berat badan, mengecek tanda vital seperti tekanan darah, nadi serta suhu tubuh mereka, setelah itu bila sudah siap semuanya, perawat mulai menginsersikan jarum pada daerah av-shunt ( terkecuali pada pasien yang mempunyai akses kateter dialisa ) dan mulai menghubungkan selang pada sebuah alat yang bernama mesin hemodialisa tanpa bertanya " bagaimana cara kerja alat cuci darah " sampai tindakan yang perawat lakukan bisa mendukung kesehatan mereka??.


Pengertian tindakan Hemodialisa

Beberapa sumber dan pakar telah mengidentifikasikan tindakan ini. 

Hemodialisa adalah proses pembersihan darah oleh akumulasi sampah buangan. Hemodialisis digunakan bagi pasien dengan tahap akhir gagal ginjal atau pasien berpenyakit akut yang membutuhkan dialysis waktu singkat (DR. Nursalam M. Nurs, 2006). Haemodialysis adalah pengeluaran zat sisa metabolisme seperti ureum dan zat beracun lainnya, dengan mengalirkan darah lewat alat dializer yang berisi membrane yang selektif-permeabel dimana melalui membrane tersebut fusi zat-zat yang tidak dikehendaki terjadi. Haemodialysa dilakukan pada keadaan gagal ginjal dan beberapa bentuk keracunan (Christin Brooker, 2001)

Selain itu, hemodialisa jua bisa diartikan : Suatu prosedur dimana darah dikeluarkan dari tubuh penderita dan beredar dalam sebuah mesin diluar tubuh yang disebut dialyzer. Prosedur ini memerlukan jalan masuk ke aliran darah. Untuk memenuhi kebutuhan ini, maka dibuat suatu hubungan buatan diantara arteri dan vena melalui pembedahan 

Tujuan dari tindakan cuci darah atau hemodialisa :

Menggantikan fungsi ginjal dalam fungsi ekskresi, yaitu membuang sisa-sisa metabolisme dalam tubuh, seperti ureum, kreatinin, dan sisa metabolisme yang lain. Menggantikan fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan tubuh yang seharusnya dikeluarkan sebagai urin saat ginjal sehat. Meningkatkan kualitas hidup pasien yang menderita penurunan fungsi ginjal. Menggantikan fungsi ginjal sambil menunggu program pengobatan yang lain.

Cara kerja alat hemodialisa :

Dalam melakukan pekerjaannya, alat hemodialisa menggunakan dialisat untuk membersihkan darah dalam tubuh pasien. Dialisat sendiri adalah cairan yang membantu mengeluarkan produk limbah yang tidak diinginkan dari darah. Selain membantu membersihkan darah dari limbah, alat ini juga berfungsi membantu menstabilkan elektrolit dan mineral dalam tubuh dan menjaganya dalam batas  normal. Selain itu mesin hemodialisa juga memonitor aliran darah kita saat berada di luar tubuh. Saat dilakukan proses cuci darah, pasien mungkin mendengar alarm berbunyi dari waktu ke waktu. Beginilah cara mesin memberi tahu petugas medis terhadap sesuatu yang perlu segera diperiksa.


Saat proses hemodilisa berlangsung, darah akan ditarik keluar melalui selang menuju ke mesin. Selanjutnya darah tersebut dimasukkan kembali ke dalam tubuh pasien. Pada saat darah keluar dari tubuh kita dan berjalan menuju ke tubing, darah akan beresiko mengalami pembekuan. Untuk mencegah hal itu terjadi maka perawat akan memberikan klien obat anti pembekuan darah. Salah satu obat yang sering dipakai untuk mencegah pembekuan darah adalah heparin. Untuk menentukan berapa dosis yang perlu diberikan, maka dokter mengintruksikan kepada perawat supaya memasukkan sejumlah heparin pada mesin hemodialisa. Mesin ini akan melepaskan sejumlah heparin secara continue sampai dengan selesai perawatan.


Bagian-bagian dari alat hemodialisa : 

1. Arterial Venouse Blood Line (AVBL)AVBL terdiri dari :

  • Arterial Blood Line (ABL). Adalah tubing tubing/line plastik yang menghubungkan darah dari tubing akses vaskular tubuh pasien menuju dialiser, disebut juga sebagai inlet dan ditandai dengan warna merah.
  • Venouse Blood Line. Adalah tubing/line plastik yang menghubungkan darah dari dialiser dengan tubing akses vascular menuju tubuh pasien atau sering disebut juga sebagai outlet dan ditandai dengan warna biru. Priming volume AVBL antara 100-500 ml. ( priming volume adalah volume cairan yang diisikan pertama kali pada AVBL dan kompartemen dialiser )
  • Bagian-bagian dari AVBL dan kopartemen adalah konektor, ujung runcing, segmen pump,tubing arterial/venouse pressure, tubing udara, bubble trap,tubing infuse / transfusi set, port biru obat, port darah / merah heparin, serta tubing heparin.

2. Dializer /ginjal buatan (artificial kidney). Adalah suatu alat dimana proses dialisis terjadi terdiri dari 2 ruang / kompartemen, yang pertama adalah kompartemen darah yang berisi darah, serta kompartemen dialisat berupa ruangan yang berisi dialisat. Kedua kompartemen ini dipisahkan oleh membran semipermiabel. Dialiser sendiri mempunyai 4 lubang yaitu dua ujung untuk keluar masuk darah dan dua samping untuk keluar masuk dialisat.

3. Air Water Treatment
Air dalam tindakan hemodialis dipakai sebagai pencampur dialisat peka (diasol). Air ini dapat berasal dari berbagai sumber, seperti air PAM dan air sumur, yang harus dimurnikan dulu dengan cara “water treatment” sehingga memenuhi standar AAMI (Association for the Advancement of Medical Instrument). Jumlah air yang dibutuhkan untuk satu session hemodilaisis seorang pasien adalah sekitar 120 Liter.

4. Larutan Dialisat. Dialisat adalah larutan yang mengandung elektrolit dalam komposisi tertentu. Dipasaran beredar dua macam dialisat yaitu dialisat asetat dan dialisat bicarbonate. Dialisat asetat menurut komposisinya ada beberapa macam yaitu : jenis standart, free potassium, low calsium dan lain-lain. Bentuk bicarbonate ada yang powder, sehingga sebelum dipakai perlu dilarutkan dalam air murni/air water treatment sebanyak 9,5 liter dan ada yang bentuk cair (siap pakai).

5. Mesin Haemodialisis. Ada bermacam-macam mesin haemodilisis sesuai dengan merek nya. Tetapi prinsipnya sama yaitu blood pump, system pengaturan larutan dilisat, system pemantauan mesin terdiri dari blood circuit dan dillisat circuit dan bebagai monitor sebagai deteksi adanya kesalahan. Dan komponen tambahan seperti heparin pump, tombol bicarbonate, control ultrafiltrasi, program ultrafiltrasi, kateter vena, blood volume monitor.



Bagaimana cara alat ini membuat pasien tetap aman ?

Salah satu masalah yang mungkin terjadi selama proses dialisis adalah resiko udara masuk ke dalam tabung darah. Untuk mencegah hal ini terjadi, tabung-tabung darah memiliki dua perangkap udara yang terpasang di dalamnya. Satu perangkap diletakkan sebelum dialyzer dan yang satunya berada di bagian belakang. Perangkap ini menangkap udara yang mungkin masuk ke dalam sistem. Jika udara melewati perangkap ini, sensor udara yang terpasang di dalam mesin akan mematikan pompa darah dan alarm akan berbunyi. Semua aliran darah dihentikan sampai udara berhasil dihilangkan.


Mengapa ada banyak sekali alarm pada alat hemodialisa ?

Selama menjalani proses hemodialisis atau cuci darah. Mesin hemodialisa akan terus memonitor tekanan yang dihasilkan oleh darah pasien di dalam tabung darah dan dialyzer. Selain itu mesin juga memonitor aliran darah, suhu serta dialisat. Jika salah satu dari beberapa hal yang telah disebutkan tidak normal, mesin akan memberitahu kita dengan membunyikan alarm, membuat lampu berkedip serta mematikan aliran darah atau dialisat. 


Berapa lama tindakan cuci darah berlangsung ?

Di unit hemodialisa, rata-rata pasien melakukan cuci darah 2 kali per minggu selama sekitar 4 jam sekali, tergantung kerusakan ginjal yang klien alami. Dokter Anda akan memberi advice terhadap petugas hemodialisa agar melakukan tindakan hemodialisis sesuai dengan kebutuhan pasien. Penelitian telah menunjukkan bahwa seorang yang melakukan hemodialisa secara rutin dan dengan pengawasan yang tepat maka tindakan ini dapat meningkatkan kesehatan pasien secara keseluruhan, membuat pasien mempunyai harapan hidup lebih lama lagi. Petugas hemodialisa akan memantau perawatan pasien dengan tes laboratorium bulanan untuk memastikan pasien mendapatkan jumlah dialisis yang tepat. Salah satu langkah yang mungkin digunakan tim perawatan hemodialisa adalah mengukur rasio pengurangan urea (URR). Ukuran lain disebut Kt / V. Sebagai patokan :

Kt / V Anda harus setidaknya 1,2 atau
URR Anda harus setidaknya 65 persen

Apakah hemodialisa atau cuci darah bisa menggantikan ginjal?

Tindakan hemodialisa bisa saja membantu pasien yang mengalami gagal ginjal, namun tindakan ini tidak seefisien fungsi dari ginjal normal. Pasien yang mengalami gagal ginjal serta harus melakukan cuci darah perlu berhati-hati tentang apa dan berapa banyak yang mereka makan serta minum dan mereka harus rutin minum obat. Saat ini banyak orang yang menjalani cuci darah, masih dapat bekerja serta menjalani kehidupan secara normal. Bagi wanita yang menjalani cuci darah biasanya mengalami kesulitan untuk hamil. Dalam hal ini terdapat produk limbah yang lebih tinggi di dalam tubuh dibandingkan dengan ginjal normal dan hal ini bisa mengganggu kesuburan.

Efek samping tindakan hemodialisa atau cuci darah 

Orang yang menjalani cuci darah mungkin mengalami beberapa efek samping diantaranya : kram otot, kulit gatal, tekanan darah rendah atau hipotensi, gangguan tidur, kadang-kadang karena gatal-gatal, kelebihan cairan cairan tubuh, sehingga pasien harus mengkonsumsi jumlah cairan yang tetap setiap harinya.

Dalam beberapa kasus seperti kasus gagal ginjal akut dan kasus infeksi seperti leptospirosis serta intoksikasi, tindakan cuci darah atau hemodialisa bisa menyembuhkan pasien. Namun bila pasien mengalami gagal ginjal berlangsung lama dari waktu ke waktu atau disebut gagal ginjal kronis, maka psaien harus menjalani cuci darah seumur hidup.

Itulah tadi sedikit penjelasan mengenai bagaiamana cara kerja alat cuci darah ( hemodialisa ). Semoga bermanfaat bagi anda.

Posting Komentar untuk "Bagaimana cara kerja alat cuci darah ( hemodialisa ), ini penjelasannya "