Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal 4 teknik mengurangi nyeri ( teknik manajemen nyeri )

" Teknik manajemen nyeri bisa diartikan sebagai suatu tindakan dengan tujuan mengurangi atau menghilangkan nyeri baik itu dengan farmakalogi maupun non farmakologi " 

teknik manajemen nyeri


Setiap orang dapat mengalami rasa "nyeri" yang merupakan sensasi tidak enak atau tidak nyaman. Rasa nyeri dapat dijadikan tanda bahwa terdapat gangguan fisiologis terhadap tubuh kita. Setiap hari, entah berapa ratus orang yang datang ke rumah sakit atau puskesmas dengan keluhan yang sama yakni mengalami rasa nyeri. Rasa nyeri yang dirasakan oleh setiap orang mungkin berbeda-beda, ada yang mengeluh nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri seperti tertindih beban berat ataupun nyeri seperti terkena benda tajam.

Penggolongan Nyeri

Secara garis besar, nyeri dapat digolongkan menjadi 2. Yang pertama adalah nyeri akut, kedua adalah nyeri kronis. Apa saja bedanya ??. Nyeri dikategorikan menjadi nyeri akut apabila berlangsung sangat singkat. Sebagai contoh : Nyeri pada patah tulang, nyeri akibat luka pembedahan, atau nyeri akibat benturan. Nah untuk klien yang mengalami nyeri akut biasanya menunjukkan gejala-gejala khusus, diantaranya : pernafasan meningkat, detak jantung serta tekanan darah meningkat.

Nyeri yang kedua adalah nyeri kronis. Nyeri kronis berkembang lebih lambat dibandingkan dengan nyeri akut. Nyeri kronis juga berlangsung lebih lama, bahkan beberapa orang mungkin saja lupa kapan pertama kali merasakan nyeri yang dialaminya.

4 Teknik mengurangi nyeri ( teknik manajemen nyeri )

Guna mengurangi atau menghilangkan nyeri dapat kita tempuh dengan berbagai cara. Cara yang dapat kita lakukan harus disesuaikan dengan kondisi dan patologisnya. Pada beberapa kasus, nyeri dapat ditanggulangi dengan menghilangkan stimulus nyeri, misalkan dengan melepas penutup luka yang basah dan mengiritasi kulit, melicinkan tempat tidur dan melepas pembalut yang terlalu kencang. Selain itu terdapat 4 teknik mengurangi nyeri atau manajemen nyeri. Apa saja teknik mengurangi nyeri atau manajemen nyeri ??. Berikut penjelasannya :

  1. Distraksi. Manajemen nyeri yang pertama adalah distraksi. Distraksi merupakan metode untuk menghilangkan nyeri dengan cara mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa terhadap nyeri yang dialaminya. Sebagai contoh, pasien yang sudah selesai mengalami operasi mungkin tidak akan nyeri ketika melihat pertandingan sepakbola di televisi. Cara bagaimana distraksi dapat mengurangi nyeri dapat dijelaskan melalui teori "Gate Control". Pada spinacord, sel-sel reseptor yang menerima stimuli nyeri periferal dihambat oleh stimuli sari serabut syaraf yang lain. Karena pesan-pesan nyeri menjadi lebih lambat daripada pesan-pesan diversional, maka pintu spinal cord yang mengontrol jumlah input ke otak menutup dan pasien merasa nyerinya berkurang. Kita mengenal beberapa teknik distraksi, antara lain : Bernafas secara pelan-pelan, masage sambil bernafas pelan-pelan, mendengarkan lagu sambil menepuk-nepukkan jari-jari atau kaki, atau membayangkan hal-hal yang indah sambil menutup mata.
  2. Relaksasi. Teknik mengurangi nyeri yang kedua adalah relaksasi. Relaksasi adalah metode paling efektif untuk mengurangi nyeri kronis. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam teknik relaksasi yaitu : posisiyang tepat, pikiran beristirahat, serta lingungan yang tenang. Posisi klien diatur senyaman mungkin dengan semua bagian tubuh disokong ( misalkan bantal menyokong leher ) persendian diluruskan, serta otot-otot tidak tertarik. Untuk menenangkan pikiran klien, klien dianjurkan pelan-pelan memandang sekitarnya misalnya memandang atap turun ke dinding dll. Steward ( 1979:959 ) menjelaskan teknik relaksasi sebagai berikut : Pasien menarik nafs dalam dan mengisi paru-paru dengan udara. Perlahan-lahan udara dihembuskan sambil membiarkan tubuh menjadi kendor dan merasakan betapa nyamannya hal itu. Pasien bernafas beberapa kali dengan irama normal. Pasien menarik nafas dalam lagi dan menghembuskan pelan-pelan serta membiarkan hanya kaki dan telapak kaki yang kendor. Perawat menganjurkan pasien untuk mengkonsentrasikan pikiran pasien pada kakiya yang terasa ringan dan hangat. Pasien mengulang langkah 4 dan mengkonsentrasikan pikiran pada lengan, perut, punggung dan kelompok otot-otot yang lain.
  3. Stimulasi kulit. Stimulasi kulit dapat dilakukan dengan cara pemberian kompres dingin, balsem analgetika dan stimulasi kontrateral. Kompres dingin dapat memperlambat impuls-impuls motorik menuju otot-otot pada area yang terasa nyeri. Balsem analgetika yang berisi menthol dapat membebaskan nyeri. Balsem ini dapat menyebabkan rasa hangat pada kulit yang berlangsung beberapa jam. 
  4. Placebo. Teknik mengurangi nyeri yang terakhir adalah placebo. Placebo merupakan suatu bentuk tindakan misalnya tindakan pengobatan atau tindakan keperawatan yang mempunyai efek pada klien akibat sugesti daripada kandungan fisik atau kimianya. Obat yang diberikan tidak berisi analgetika tetapi berisi gula, air atau saline dinamakan placebo. 
Itulah tadi 4 teknik mengurangi nyeri yang bisa kita coba. Dari cara-cara telah disampaikan manakah cara paling efektif ? Jawabnya, penanganan nyeri terhadap masing-masing klien tentu berbeda-beda, sehingga perlu pengkajian lebih lanjut tentang nyeri yang dialaminya seperti penyebab nyeri, lamanya nyeri serta karakteristik nyeri yang dirasakan agar kita bisa mengaplikasikan teknik yang telah disebutkan terhadap klien kita. Semoga artikel ini bermanfaat bagi anda. Salam.  

1 komentar untuk "Mengenal 4 teknik mengurangi nyeri ( teknik manajemen nyeri )"

  1. Kalau sakit gigi tehnik yagn paling Pas apa ya mas? kadang diobati saja nggak mempan hingga harus meringis ringis.Pokoknya menderita deh

    BalasHapus